Main cast :
- Bisma Karisma as Bisma
- Sandara Park as Dara
- Gong Minji as Minzy
- Rafael Landry Tan as Rafael
- Chae Rin
Lee as Caerin
- Park Boom
as Boom
|
♣ ♣ ♣
Kaki gadis berparas
cantik ini melangkah dengan pasti menampaki halaman rumah mewah milik
kekasihnya, ini kali pertama kakinya menginjakan kaki dirumah kekasihnya
setelah dua tahun lamanya. Yah... dua tahun lalu Minzy memutuskan meninggalkan
negara kelahirannya untuk menempuh pendidikan, tentu pastinya selama itu pula Minzy
dan kekasihnya Bisma harus menjalani hubungan jarak jauh. Tangan mungil Minzy berulang
kali menekan bel rumah mewah ini, dan senyum merekah dibibir Minzy ternyata
kekasihnya yang membuka-kan pintu bermodel klasik itu, dengan sigap Minzy berhambur
memeluk tubuh cungkring kekasihnya.
“Minzy...” ujar Bisma yang terkejut dengan
kedatangan Minzy, namun tak dapat dipungkiri Bisma kalau ia juga merasakan
rindu yang sama dengan yang Minzy rasa. Bisma yang awalnya terkejut pada
akhirnya membalas pelukan hangat Minzy, pelukan yang begitu Bisma rindu selama
ini.
“Aku kangen kamu bii” ujar Minzy dengan
semakin mempererat pelukannya.
“Dish... Zy kalau kangen meluknya gak usah
erat-erat bisa kali karena pacar kamu yang ganteng ini susah buat nafas”
mendengar penuturan Bisma membuat Minzy merenggangkan pelukannya dan perlahan
melepaskan dengan wajah cemberut.
“Udah gak usah cemberut karena itu buat kamu
makin kelihat jelek tau” ledek Bisma dengan mengacak gemas puncak kepala Minzy.
“Aku itu lagi marah Bis, bukan dirayu buat
gak marah ini justru diledekin. Kamu itu pacar macam apa Bisma karisma” ujar Minzy
kesal justru membuat Bisma tersenyum gemas, sudah lama Bisma tak menjaili
kekasihnya, sudah lama pula Bisma tak bisa melihat wajah lucu Minzy ketika
marah, jujur Bisma begitu merindukan semua itu, merindukan saat-saat bersama
Minzy. Minzy, gadis cantik ini memang cinta pertama dan kekasih pertama Bisma,
wajar bila Bisma begitu menyayangi Minzy.
“Kita baru pertama bertemu loh Zy jadi gak
usah ada acara marah-marahan, lebih baik hari ini kita menghabiskan waktu
bersama, menebus dua tahun kamu pergi tanpa bertemu sama sekali dengan Aku”
ujar Bisma.
“Hemm... tapi Aku mau bertemu dengan mama
Kamu” Minzy. Seketika raut wajah Bisma berubah menjadi panik, bingung harus
berbicara apa agar kekasihnya tak bertemu dengan sang mama terutama harus
memasuki rumahnya.
“Itu... mama lagi keluar kota sama papa,
ketemu besok-besok saja kalau mama dirumah. Sekarang lebih baik kamu masuk
kemobil, Aku mau ambil jaket dulu kedalam” ujar Bisma.
“Tapi...” belum sempat Minzy berucap Bisma
sudah terlebih dahulu menutup rapat bibir Minzy dengan bibirnya, kejadian ini
hanya sekilas saja karena tak lama Bisma menyudahi aksi sepontannya ini.
“Gak usah bawel, ikuti apa yang Aku bilang
bisa kan ?” Minzy menganggukan kepala dan memutar balik tubuhnya, melangkah
kearah mobilnya menuruti apa yang Bisma perintahkan. Bisma bernafas lega karena
Minzy mengikuti apa yang Ia perintahkan, lalu dengan cepat Bisma kembali
memasuki rumahnya dan mendapat teguran dari sang mama membuat Bisma
menghentikan sejenak langkahnya.
“Siapa Bis yang datang ?” tanya tante Jasmin
selaku mama Bisma. Bisma melirik sang mama dan tak lupa melirik sejenak gadis
yang duduk manis disamping tante Jasmin. Seorang gadis yang beberapa bulan yang
lalu telah resmi menjadi nyonya Karisma, dua bulan yang lalu Bisma telah
menikah dengan gadis yang akrab disapa dengan Dara, seorang gadis berparas
cantik dan memiliki hati bagai seorang malaikat.
“Haa... itu mah yang datang teman kantor
Bisma dan ngajak buat ketemu client, iya itu mah...” ujar Bisma dengan ragu,
Bisma benar-benar takut kalau sang mama tau Minzy -lah yang datang. Sejak awal
Bisma dan Minzy berpacaran tante Jasmin memang tak merestui hubungan mereka,
karena menurut tante Jasmin kekasih dari putranya itu begitu manja, bagaimana
nanti kalau Bisma menikah dengan Minzy ? mungkin saja Minzy akan menelantarkan
putranya. Namun ketika dihadapan Minzy, tante Jasmin berpura-pura seolah menerima
hubungan sana putra karena itu keinginan Bisma.
“Kamu gak lagi bohong sama mama-kan ?” tanya
tante Jasmin karena merasa curiga dengan gelagat Bisma.
“Mana mungkin Bisma bohong sama mama” ujar
Bisma berusaha untuk tenang.
“Sudahlah mah, mungkin Bisma sekarang lagi
buru-buru mending biarin saja dia pergi” ujar Dara dan mendapat anggukan kepala
dari Bisma, seolah setuju dengan apa yang Dara ujarkan.
“Ya sudah tapi ingat jangan pulang
malam-malam, mama gak mau kalau Dara sampai tidur sendirian. Kamu masih ingat
bukan kalau Dara lagi hamil” Bisma menarik nafas kesal, sudah ratusan kali sang
mama meminta-nya untuk selalu disamping Dara karena tak ingin terjadi sesuatu
dengan cucu pertamanya.
“Bisma ingat mah...” ujar Bisma dengan
malas. Tante Jasmin hanya mampu menggelengkan kepala karena Bisma selalu begitu
setiap diberikan nasehat, padahal tante Jasmin ingin yang terbaik untuk Bisma
dan Dara, tak ingin terjadi sesuatu dengan rumah tangga putranya, ingin melihat
Dara dan Bisma menjadi keluarga yang harmonis.
♣♣♣
Bisma
seharian menghabiskan waktu bersama dengan Minzy, mendatangi tempat-tempat yang
dulu sering mereka datangi bersama sepulang sekolah, salah satunya yaitu pantai
yang terletak tak jauh dari sekolah mereka dulu. Sore ini pantai ini masih
terlihat ramai dengan pasangan muda mudi yang bergandengan tangan, Bisma dan Minzy
tak ingin kalah dengan mereka, sepanjang menyusuri tepi pantai Bisma dan Minzy bergandengan
tangan. Bisma benar-benar lupa telah memiliki seorang gadis yang sudah resmi
dinikahi dan tengah mengandung buah cinta mereka.
“Capek... duduk disana dulu yuk Bis” keluh
dan ajak Minzy.
“Kamu haus gak ? Aku mau beli minum dulu”
tanya Bisma dan mendapat balasan anggukan kepala dari Minzy, Bisma pun berjalan
meninggalkan Minzy untuk membeli minuman dan Minzy mencari tempat duduk dibawah
pohon kelapa yang terletak disekitar pantai.
Tanpa diduga saat membeli minum Bisma
bertemu dengan sahabatnya dan seorang gadis yang diketahui kekasih sahabatnya
itu, Bisma terlihat panik takut bila sahabatnya mengetahui keberadaan Minzy.
“Loe sama siapa kesini Bis ?” tanya sahabat
laki-laki Bisma yang diketahui bernama Rafael.
“Pasti kesini sama Dara ? mana Dara-nya. Aku
udah lama gak ketemu sama dia” ujar Caerin kekasih Rafael.
“Haa... Gue... Gue kesini sendirian gak sama
Dara” Bisma. Gelagat Bisma begitu membuat Rafael dan kekasihnya curiga, pasti
ada yang tengah Bisma sembunyikan kini, tak mungkin bila tak ada yang
disembunyikan Bisma terlihat gugup begitu.
“Loe gak bohong Bis ?” tanya Bisma. Bisma
menggelengkan kepala dan berulang kali melirik Minzy yang duduk tak jauh dari
tempatnya berada, itu semakin membuat Rafael curiga dan mengikuti arah pandang
Bisma. Betapa terkejutnya Rafael melihat seorang gadis yang sudah tak asing
olehnya, pria ini sudah berfikir kalau Bisma masih menjalin hubungan dengan
Minzy, itu tanda-nya Bisma telah berselingkuh.
“Gue mau bicara sebentar sama Loe. Sayang
Kamu tunggu Aku sebentar disini, ingat jangan kemana-mana” ujar dan pesan
Rafael. Tanpa mendapat persetujuan Bisma, Rafael menarik dengan kesal tangan
Bisma agar ikut dengan dirinya. Saat ditempat yang cukup sepi Rafael melepaskan
cengkramannya ditangan Bisma, menatap sinis Bisma yang berpura-pura sama sekali
tak bersalah.
“Mending Loe jujur sama Gue, Bis. Loe lagi
jalan sama Minzy kan ?” ujar Rafael dingin. Mata Bisma membola, kenapa Rafael
bisa mengetahui kalau dirinya tengah jalan bersama dengan Minzy, pasti Rafael
telah melihat keberadaan Minzy tadi. Tamat riwayat Bisma kalau Rafael
membongkar apa yang terjadi sore ini kekeluarganya.
“Gue mohon sama Loe buat jangan bicara
apapun yang Loe ketahui sekarang sama siapa pun itu termaksud Dara” mohon
Bisma. Mendengar penuturan Bisma membuat Rafael menggelengkan kepala, memang
Bisma sahabatnya namun Rafael juga tak ingin menutupi kebohongan ini pada Dara,
karena Dara adalah adik sepupu dari Rafael.
“Gue akan tutup mulut kalau Loe cepat akhiri
hubungan terlarang Loe sama Minzy, Gue gak mau kalau Dara terluka karena Loe
yang bajingan” Rafael melangkah meninggalkan Bisma yang terdiam, sungguh ini
pilihan yang begitu sulit untuk Bisma. Bisma tak bisa meninggalkan Minzy begitu
saja karena rasa cinta Bisma ke Minzy tak pernah berubah, namun Bisma juga tak
bisa meninggalkan Dara apalagi kini Dara tengah mengandung buah cinta mereka.
♣♣♣
Wanita
yang tengah hamil muda ini terlihat gusar, berulang kali mata indahnya menatap
jam yang melingkar dipergelangan tangannya. Jam sudah menunjukan pukul sembilan
malam namun sang suami tak kunjung pulang dan sama sekali tak ada kabar.
Berulang kali Dara mencoba menghubungi Bisma, namun yang terdengar masih sama
suara operator.
“Kamu dimana Bis ?” resah Dara. Wanita muda
ini duduk ditepi ranjangnya bersama Bisma dan tak lama terdengar suara decitan
pintu, pandangan mata Dara pun tertuju pada arah pintu, dilihatnya disana Bisma
berjalan mendekat kearahnya dengan wajah kusut, Dara pun beranjak dari
duduknya.
“Tumben belum tidur ?” tanya Bisma dengan
senyuman kecil. Bukannya menjawab pertanyaan Bisma, Dara justru berhambur
memeluk tubuh cungkring Bisma. Membuat Bisma merasa aneh dekap sikap Dara,
namun sejenak kemudian Bisma mulai merasa ketakutan, apa ini karena Dara telah
mengetahui semuanya ?, kalau itu benar-benar terjadi Bisma harus siap-siap
kehilangan Dara dan calon buah hatinya.
“Aku gak mau kehilangan kamu... Hiks...”
mulai terdengar isak tangis Dara, itu semakin membuat Bisma yakin kalau Dara
telah mengetahui semuanya, perasaan Bisma semakin ketakutan.
“Kamu... Kamu... apa Kamu udah tau semuanya
Ra ? maaf... maaf Ra...” ujar Bisma gugup. Dara melepas pelukannya dan menatap
aneh Bisma yang tengah menunduk, wanita ini mengusap air mata yang mengalir
disudut mata indahnya.
“Aku gak tau apa-apa Bis jadi Kamu gak perlu
minta maaf, memang Kamu ngelakuin apa sampai takut kalau Aku tau ?” mendengar
penuturan Dara seketika membuat Bisma mengangkat kepalanya menatap dengan lekat
mata indah milik Dara, Bisma bernafas lega karena ternyata Rafael belum membuka
apa yang diketahui pada Dara.
“Hehehe gak pa-pa kok Ra, Aku kira kamu
marah sama Aku sampai nangis begitu” ujar Bisma dengan cengengesan tak jelas.
“Ihhh... memang Aku mau marah sama Kamu
karena pulang malam, apalagi Kamu itu gak bisa dihubungin jadinya Aku takut
sendiri Kamu pergi ninggalin Aku” tutur Dara jujur. Bisma tersenyum mendengar
penuturan Dara, ternyata Dara tak ingin kehilangannya itu semakin membuat Bisma
tak ingin meninggalkan Dara hanya untuk bersama dengan Minzy, namun Bisma juga
tak ingin meninggalkan Minzy begitu saja.
“Aku gak akan kemana-mana karena Aku itu
selalu ada dihati Kamu” gombal Bisma dan menarik tubuh mungil Dara kedalam
dekapan hangatnya.
“Gak usah gombal, mending Kamu mandi karena
bau tubuh Kamu itu menyengat sampai buat Aku pengen muntah tau gak” Dara
melepaskan paksa pelukan Bisma, karena merasa bau tubuh Bisma begitu menyengat
hingga membuatnya ingin muntah. Bisma mencium ketiaknya kanan dan kiri secara
bergantian, memang benar bau tubuhnya sudah tak sedap lagi dan maklum bila Dara
tak suka dengan bau tubuhnya.
“Oke... Oke... Bisma Karisma yang ganteng
ini mau mandi dulu biar nyonya Karisma ini gak ngomel terus, dasar BuMil”
sebelum berlari menuju kamar mandi dengan jailnya Bisma menarik cukup kuat
hidung mancung Dara hingga membuat wanita itu meringis kesakitan, namun tak
lama senyum mengembang dibibir Dara karena merasa bahagia dengan kehidupannya
yang sekarang, memiliki suami yang tampan dan menurut Dara suaminya juga
sempurna dimatanya.
♣♣♣
Hari terus berlalu berganti dengan minggu namun Bisma masih
tetap saja berhubungan dengan Minzy secara sembunyi-sembunyi, hingga detik ini
pula Rafael masih belum membongkar perselingkuhan Bisma pada Dara atau keluarga
Dara dan Bisma, hubungan Bisma dan Dara semakin hari semakin harmonis saja
sehingga itu membuat Bisma merasa semua akan baik-baik saja. Akan tetapi tanpa
sepengetahuan Bisma ternyata Rafael memerintahkan anak buahnya untuk mengikuti
kemana saja Bisma pergi, dan Rafael tau kalau Bisma masih saja berhubungan
dengan Minzy, hingga akhirnya amarah Rafael memuncak saat mempergoki Bisma
tengah makan siang bersama dengan Minzy disebuah restoran.
“Brengsek Loe” amarah Rafael
dan beberapa kali pukulan mendarat dengan mulus ditubuh dan wajah tampan Bisma,
tak ada perlawanan dari Bisma karena Bisma sadar akan kesalahan yang diperbuat.
Lihatlah Minzy dibuat bingung dengan kejadian ini, gadis ini tak tau mau dengan
masalah apa yang terjadi hingga Rafael memukuli kekasihnya begiu saja, namun
Minzy tak tinggal diam melihat kekasihnya babak belur akan tangan Rafael.
“Rafa udah” bentak Minzy
menghentikan Rafael yang tengah memukuli Bisma. Rafael menghentikan aksinya
dengan nafas yang memburu dan tatapan yang begitu tajam kearah sepasang kekasih
dihadapannya.
“Gue gak akan tinggal diam lagi
Bis, secepatnya semua kebusukan Loe ini akan terbongkar” ujar Rafael dan
berlalu pergi meninggalkan Bisma dan Minzy yang masih menjadi pusat perhatian
pengunjung restoran yang cukup ramai ini.
“Kamu gak pa-pa Bis ?” tanya
Minzy dan membantu Bisma untuk berdiri. Meski wajahnya sudah babak belur namun
Bisma mencoba untuk tersenyum dihadapan Minzy, melihat wajah cantik kekasihnya
sudah mampu mengobati luka dibadannya akibat pukulan Rafael.
“Sebenarnya apa yang terjadi
sama Kamu dan Rafael, hingga membuat Rafael begitu marah sama Kamu ?” tanya
Minzy.
“Cuma masalah kecil saja, udah
Kamu gak usah khawatir begitu” Bisma berusaha meyakinkan Minzy kalau tak
terjadi apa-apa, hanya sebuah masalah kecil yang terlalu dibesar-besarkan saja
tak lebih.
“Hemm... Zy, maaf yah Aku gak
bisa lanjutkan makan siang kita dan gak bisa ngantar Kamu pulang. Aku mau
selesain masalahKu dulu sama Rafa. Kamu bisa ngertiin bukan ?” Bisma
menggenggam jemari Minzy.
“Kamu tenang saja, Aku bisa
pulang sendiri” yakin Minzy. Bisma beranjak dari duduknya dan berjalan mendekat
kearah duduk Minzy, mencium puncak kepala kekasihnya cukup lama dan seketika
itu perasaan Minzy berubah menjadi curiga pada Bisma, Minzy mulai yakin kalau
telah terjadi sesuatu dengan kekasihnya, namun Minzy tau kalau saat ini Bisma
masih belum bisa berbicara jujur pada dirinya.
“Aku pergi dulu sayang” pamit
Bisma lalu melangkah menjauh. Minzy masih menatap berlalunya Bisma hingga
punggung kekasihnya itu tak terlihat lagi.
“Aku yakin kalau ada sesuatu
yang tengah kamu sembunyiin Bis” ujar Minzy pelan.
♣♣♣
Perjalanan menuju kerumahnya bersama Dara perasaan Bisma
benar-benar ketakutan, pasti Dara akan marah besar pada dirinya, meninggalkan
rumah mereka dan pastinya menjauhkan calon buah hati mereka dari Bisma, pria
tampan ini takut bila benar semua itu terjadi, sungguh Bisma tak sanggup untuk
kehilangan Dara karena menurut Bisma, Dara sudah menjadi sebagian dari
hidupnya.
“Aku Gak mau kehilangan Kamu,
gak akan mau Ra” air mata Bisma menetes begitu saja bila membayangkan apa yang
akan terjadi sebentar lagi, Bisma semakin menambah kecepatan mobilnya, berharap
Ia sampai sebelum semua terbongkar, tak butuh waktu lama mobil sedan merah ini
sudah terparkir dihalaman tempat tinggalnya setelah menikah dengan Dara. Bisma
melangkah cepat memasuki rumahnya, mencari keberadaan sang istri, disetiap
sudut ruangan Bisma tak menemukan keberadaan Dara. Fikiran Bisma sudah tak
karuan, mungkin Dara sudah pergi meninggalkannya. Oh... Tuhan selesai semua
bila itu terjadi. Seketika tubuh Bisma terperosot, duduk diatas lantai dengan
menjambak rambutnya sendiri kasar, air matanya sudah tak dapat lagi terbendung.
Pada akhirnya Bisma harus kehilangan salah satu gadisnya, kini Dara yang telah
meninggalkan dirinya.
“Kamu ngapain Bis duduk
dilantai begini ?” suara ini, suara wanita yang sudah tak asing lagi untuk
Bisma. Secepat kilat Bisma menatap wajah cantik gadis dihadapannya, menatap tak
percaya Dara dihadapannya, apa ini hanya sebuah khayalan Bisma saja.
“Dara...” guman Bisma.
“Iya Bisma ini Aku. Kamu ini
kenapa ? datang-datang nangis aneh tau gak” ujar Dara. Bisma menarik tubuh Dara
memeluknya dengan erat, itu tanda kalau Bisma tak ingin kehilangan Dara, ingin
selalu Dara disampingnya menemani hari-harinya bersama anak mereka kelak.
“Kamu akan selalu temani Aku
kan ? janji sama Aku kalau Kamu akan selalu disamping Aku” ujar Bisma yang
membuat Dara yang mendengarnya merasa aneh, karena Dara sama sekali tak ada
niatan untuk meninggalkan Bisma.
“Tanpa janji pun Aku akan
selalu disamping Kamu, Bis” ujar Dara. Bisma merasa cukup lega bila Dara belum
mengetahui semuanya, namun entah apa yang terjadi nanti bila tau semua
kebohongannya. Terasa getaran ponsel milik Bisma disaku celana yang dikenakan,
membuat Bisma melepas pelukannya lalu mengambil ponselnya.
Rafael Tan
Gue akan tutup mulut sampai
besok karena Gua gak tega sama Dara, untuk hari ini Loe masih bisa bernafas
lega.
Bisma menghela nafas lalu
ditatapnya mata indah Dara, malam ini akan menjadi malam terakhirnya bersama
dengan Dara, itu berarti Bisma harus memanfaatkan malam ini sebaik mungkin,
sehingga tak dapat dilupakan oleh Dara maupun Bisma, tapi Bisma tak tau apa
yang dilakukan. Hem... mungkin malam ini Bisma hanya menghabiskan waktu bersama
Dara tanpa gangguan apapun.
♣♣♣
Pagi menjelang seperti tak terjadi apa-apa, Bisma berusaha
untuk bersikap biasa, namun Bisma tak henti-hentinya menatap wajah cantik Dara,
hingga semalam Bisma tak tidur hanya untuk menatap wajah Dara yang mungkin
nanti tak akan dilihatnya lagi karena Dara tak akan mungkin mau bertemu
dengannya setelah mengetahui apa yang terjadi.
“Aku mau bilang sesuatu sama
Kamu, sebenci apapun Kamu sama Aku tapi Aku mohon jaga dengan baik anak kita.
Dia sama sekali tak salah, semua salah Aku” Bisma mengusap lembut pipi putih
Dara.
“Kamu ini bicara apa Bis, makin
lama Aku rasa Kamu makin ngaco” ujar Dara menampik tangan Bisma dipipinya
karena merasa kesal dengan ucapan Bisma yang semakin hari semakin membuatnya
merasa kesal. Bisma hanya menyunggingkan senyum kecil lalu mencium kening Dara
cukup lama, dan ini mungkin juga akan menjadi kecupan hangan Bisma untuk Dara.
“Aku berangkat kerja dan maaf
untuk semua” Bisma melangkah menjauhi Dara dengan perasaan sedih.
“Maaf mungkin lebih baik Kamu
mendengar kebusukanKu dari mulut orang lain, karena Aku tak ingin melihatMu
menangis saat tepat dihadapanKu” Bisma memasuki mobilnya dan melajukan
meninggalkan halaman rumahnya, Dara menatap berlalu mobil Bisma hingga tak
terlihat lagi, senyum mengembang dibibir mungil Dara.
♣♣♣
Dengan wajah kusut Bisma melangkah memasuki ruang tempat
kerjanya, sama sekali tak ada niatan untuk Bisma bekerja hari ini. Bisma hanya
membayangkan apa yang terjadi kedepan, Ia harus bersiap-siap hidup tanpa Dara.
Seorang gadis yang ternyata sekertaris Bisma memasuki ruangan bosnya.
“Maaf pak, ada gadis yang
mengaku bernama Minzy menunggu bapak ditaman dekat kantor” ujarnya dengan
menundukan kepala. Mendengar nama kekasihnya membuat Bisma membolakan mata,
pria ini kembali teringat dengan keberadaan gadisnya yang lain.
“Hemm... saya mau bertemu
dengan teman, Boom tolong batalkan semua meeting saya hari ini” titah Bisma dan
berlalu pergi dari ruangannya, melaju menuju taman yang berada tak jauh dari
kantornya, mencari keberadaan kekasihnya dan dilihatnya Minzy tengah duduk
disalah satu bangku taman dan dengan segera Bisma menghampiri.
“Hai Bis J” sapa Minzy dengan sebuah
senyuman manis yang mampu membuat hati Bisma yang kacau kembali tentram.
“Ada apa tumben Kamu ngajak
ketemu sama Aku ditaman ?” tanya Bisma.
“Hemm... Bis, sejujurnya Aku
udah tau semua dari Rafael tentang Kamu dan Dara. Disini memang Aku yang salah
karena ada diantara kalian jadi izinkan Aku untuk mengakhiri hubungan kita, Aku
gak mau ada yang terluka dengan hubungan terlarang ini Bis, anggap saja hubungan
kita sudah berakhir dua tahun yang lalu” Bisma terkejut mendengar penuturan
gadis disampingnya, Minzy sudah tau semuanya dan akan meninggalkan dirinya,
kejadian ini semakin membuat Bisma terpukul tapi ini memang salahnya dan Bisma
harus menerima akibat dari apa yang dilakukan.
“Maaf... hanya itu yang bisa
Aku ucapkan” ujar Bisma dengan menundukan kepala.
“Bukan... ini bukan salah Kamu,
mungkin ini semua salah Aku hingga semua ini terjadi. Aku mau minta sesuatu
dari Kamu sebelum hubungan kita berakhir” Minzy.
“Apa ?” tanya Bisma. Tanpa
persetujuan dari Bisma, Minzy sudah terlebih dahulu menautkan bibirnya dengan
bibir Bisma, awalnya Bisma memang terkejut namun semakin lama Bisma terbuai dan
membalas permainan Minzy. Tanpa disadari seorang gadis yang berada tak jauh
dari tempat duduk Minzy dan Bisma terdiam mematung, seketika kemudian sebuah
kue tart dalam pegangannya terjatuh dan sesaat kemudian Bisma menyudahi
ciumannya dengan Minzy, lalu melihat Dara yang berdiri mematung dengan deraian
air mata. Saat Bisma sudah menyadari keberadaannya Dara memutar tubuhnya dan
berlari. Bisma pun tak tinggal diam, pria ini berlari mengikuti sang istri.
“Dara...” guman Minzy dan ikut
Bisma berlari untuk mengejar Dara. Perasaan yang kacau membuat Dara tak
menyadari saat Ia tengah menyebrang, ada sebuah mobil dengan kecepatan tinggi
tengah melaju kearahnya, membuat Bisma yang melihatnya berteriak seketika.
“Daraaaaaa” teriak Bisma.
“Brakkkkkkkkkkkkk” kecelakaan
itu tak terelakkan.
♣♣♣
Kejadian satu tahun yang lalu masih teringat dengan jelas
dibenak Bisma, saat Bisma harus benar-benar kehilangan salah satu gadis yang
dicintai-nya, namun Bisma masih bersyukur karena satu gadisnya lagi ternyata
masih bertahan disampingnya. Ditambah lagi dengan keberadaan seorang bocah
tampan yang berusia hampir tujuh bulan, hari-hari Bisma semakin membahagiakan.
Bisma yang tengah melamun ditaman belakang rumahnya dikejutkan dengan tingkah
jail sang istri yang menyiramnya dengan tepung, sang putra yang melihat
wajahnya penuh dengan tepung tertawa geli dalam gendongan Caerin.
“Papa lucu ya sayang kalau
wajahnya penuh dengan tepung begitu, jeleknya jadi ketutup” ledek Dara.
“Ishh... tenyata istriKu yang
satu ini mengesalkan, awas saja kalau udah ketangkap gak akan Aku kasih ampun”
ujar Bisma lalu berlari mengejar Dara, terjadi aksi kejar-kejaran pasangan muda
ini hingga membuat sang putra tak bisa berhenti untuk tertawa melihat tingakah
konyol orang tuanya.
“Akhirnya ketangkap juga ya...”
Bisma memeluk Dara dengan begitu erat membiarkan tepung yang melekat ditubuhnya
berpindah melekat juga ditubuh Dara, bukannya memberontak justru Dara membalas
pelukan Bisma, merasa bahagia dengan kehidupan mereka sekarang, sudah tak ada
kebohongan diantara mereka.
“Selamat ulang tahun yang ke
dua puluh tiga tuan Bisma, semoga ditahun ini semua yang Kamu ingin terkabul”
ujar Dara.
“Semua yang Aku ingin sudah
terkabul, karena yang Aku ingin keluarga yang bahagia ada Kamu dan Rama yang
selalu menemani hari-hariKu” ujar Bisma dengan menatap wajah lucu sang putra
yang tengah tertawa tanpa henti dalam gendongan Caerin. Disaat ulang tahunnya
yang lalu Bisma mendapatkan hadiah yang tak akan terlupakan karena harus
merelakan Minzy untuk selama-lamanya, yah... waktu itu yang tertabrak mobil
bukan Dara melainkan Minzy, entah kenapa Minzy menolong Dara hingga rela
tubuhnya yang tertabrak mobil, mungkin itu sebagai menebus rasa bersalahnya.
Satu tahun telah berlalu, bertambah usia Bisma ke-23 semakin membuatnya bahagia
dengan keberadaan Rama, buah cintanya bersama dengan Dara. Dara sudah melupakan
kejadian yang lalu dan siap menyambut hari-hari kedepan bersama Bisma dan
anak-anak mereka.
“Semoga Kamu disana bahagia
seperti yang Aku rasa” batin Bisma berdoa. Seorang gadis cantik menggunakan
dress putih tersenyum melihat kebahagian keluarga Bisma, dan tak berlangsung
lama gadis ini menghilang bersama dengan hembusan angin.
The End.