Main Cast :
- Bisma Karisma as Bisma
- Sandara park as Dara
- Chae Rin Lee as Caerin
...
Air mata Dara sudah tak dapat dibendung
lagi, matanya memanas melihat pria yang berstatus sebagai kekasihnya berjalan
dengan gadis lain. Ini bukan yang pertama Bisma menghianati dirinya namun ini
sudah yang kesekian kali. Kaki jenjangnya melangkah dengan berat mendekat
kearah Bisma. PLAKKK, sebuah tamparan
yang keras mendarat pada pipi kanan Bisma. Sedangkan gadis yang bersama Bisma
berlalu begitu saja, tanpa sepatah kata yang terucap.
“Cukup kamu buat Aku sakit Bisma” ucap
Dara dengan deraian air mata. Gadis ini melangkah pergi, namun sebuah tangan
menariknya dalam sebuah dekapan yang nyaman.
“Maaf kalau Aku kembali melukai diriMu”
Bisma semakin mempererat pelukannya. Dara memberontak dengan terus memukul dada
bidang Bisma, namun entah mengapa sulit sekali tubuhnya pergi menjauh
meninggalkan Bisma. Pria berbehel ini terus saja mengeluarkan alasan-alasan
yang sudah sering kali Dara dengar. Dara dibuat muak dengan semua kata demi
kata yang terlontar dari bibir Bisma, ingin sekali tangannya menampar keras
bibir itu, sebuah bibir yang sering kali membuatnya mudah untuk memaafkan
Bisma. Dara bungkam membiarkan Bisma berbicara, hingga pria ini merasa lelah
untuk berucap.
“Kita putus” puas dengan diamnya Dara
bersuara lalu beranjak pergi. Bisma mencoba untuk mencegah namun sia-sia saja
Dara tak memperdulikan dirinya.
...
Cinta itu memang masih
tersimpan rapi, namun penghianatan itu sudah mengubah segalanya. Cinta yang ada
sudah tertutup oleh semua kebencian, kebencian yang disebabkan akan ulahnya
sendiri. Beribu kata maaf terus terlontar, tetap saja tak ada sebuah jawaban
yang pasti.
“Ra... Aku mohon maafin
Aku” ucap Bisma dengan tampang memelasnya. Dara melirik sekilas kearah Bisma,
lalu menghempaskan dengan kasar tangan Bisma pada lengannya. Tatapan Dara
begitu sinis ke Bisma, Ia seperti ingin menelan hidup-hidup pria dihadapannya
ini.
“Terlambat kalau Kamu
menyesal sekarang, selama ini Aku selalu memberi Mu kesempatan tapi apa
balasannya” Dara menitihkan air mata mengingat kembali kebodohan dirinya selama
ini. Bodoh sekali seorang gadis yang cantik ini berulang kali terbuai dengan
kata-kata manis Bisma.
“Terlambat... tapi
cinta Kamu untuk Aku pasti masih ada, jadi Aku mohon kembali pada Ku” ucap
Bisma menatap intens wajah cantik gadis yang sudah berkali-kali Ia lukai. Hati
Bisma merasa sakit melihat gadis yang Ia cintai berulang kali menangis karena
ulahnya. Jari-jari Bisma dengan lembut menghapus butiran air mata yang mengalir
dipipi milik Dara. ‘Happ’ Bisma merengkuh tubuh mungil Dara dalam pelukannya,
memberikan ketenangan pada diri Dara.
...
Semilir angin malam
begitu menusuk kulit, namun gadis ini tak beranjak dari tempatnya. Ia menunggu
suatu hal yang tak pasti, entah harus berapa lama lagi Ia menunggu kedatangan
sosok pria yang sudah berulang kali menyakiti dirinya. Beribu pertanyaan muncul
dalam benaknya, apa Bisma sudah tak lagi mencintainya hingga tega berulang kali
membuatnya terluka.
“Kini Ku sadar kalau
kamu memang tercipta bukan untuk Ku” hati Dara terasa sakit yang teramat
menerima semua kenyataan ini. Kaki jenjangnya melangkah dengan gontai
meninggalkan taman kota yang sudah hampir 2jam lamanya Ia berdiam diri disana.
Sosok Bisma benar-benar sudah membuat Dara hancur, semua kata-kata manis Bisma
tak ada yang terbukti, semua hanya buaian semata.
...
Rasa sakit dalam
hatinya, Dara luapkan dengan menangis semalaman, entah ingin sekali Ia
melupakan semua kenangan bersama Bisma namun itu sangat sulit. Bayangan Bisma
yang selalu melukai dirinya, kata-kata manis Bisma selalu berputar silih
berganti dalam benaknya. Semalaman menangis membuat Dara tak tidur, hingga
matanya mampu terpejam saat jam menunjukan pukul 02.26 WIB. Berulang kali pria
tampan ini mengetuk pintu berwarna coklat ini, namun tak ada jawaban dari sang
pemilik kamar. Bodoh kenapa Ia tak mencoba memutar handle pintu saja, karena
ternyata pintu kamar gadisnya tak terkunci. Senyum tipis tampak pada wajah
manisnya, begitu terlihat nyenyak sekali tidur Dara hingga membuatnya ragu
untuk mengusik. Jari-jari lentik Bisma membelai lembut pipi putih Dara, membuat
gadis ini terusik dari tidurnya. Mata sipit Dara menatap sekilas wajah Bisma
lalu Ia menampik tangan Bisma dari wajahnya.
“Lebih baik Kamu pergi”
Dara begitu dingin berucap.
“Kenapa (?)” tanya
Bisma. Mata Dara menatap dengan sinis, namun Bisma membalas dengan sebuah
senyum yang mempesona, membuat siapa saja yang melihatnya akan terpikat padanya,
dan itu berlaku pula untuk Dara. Entah mengapa senyum Bisma mampu membuat hati
Dara kembali luluh, gadis ini berhambur memeluk tubuh cungkring Bisma meluapkan
sakit hati yang Ia rasa. Bisma perlahan meceritakan kejadian semalam hingga Ia
tak bisa datang menemui Dara, entah benar apa tidak apa yang Bisa kata namun
Dara percaya.
...
Lelah, telah lelah Dara
mencoba memahami Bisma yang terus saja membuatnya terluka. Berulang kali Dara
selalu mengerti Bisma namun kapan Bisma dapat mengerti Dara, apa sampai Dara
akan pergi jauh dari Bisma. Pergi jauh ? yah lebih baik Dara menjauh dari Bisma
hingga pria itu sadar akan apa yang telah dilakukan.
“Apa ini akan berhasil
agar membuatnya berubah (?)” fikir Dara.
“Yah ini pasti akan
membuatnya jerah dan kembali menjadi Bisma manis milik Dara” lanjutnya. Dara
segera beranjak dari duduknya meraik koper berukuran sedang, memasukan beberapa
pakaiannya kedalam koper sekiranya cukup untuk dipakai beberapa hari. Dengan
kopernya Dara keluar kamar yang sebenarnya berat untuk ditinggalkan, tapi ini
jalan yang baik agar semua dapat kembali seperti semua, kalau memang tak
kembali setidaknya Dara dapat bebas sejenak dari semua masalahnya dengan Bisma.
...
Pagi ini Bisma dibuat
kalang kabut karena tak bertemu dengan kekasihnya, meski ada seorang gadis yang
tengah bergelayut manja dilengannya. Dara ? yah memang Dara yang tengah Bisma
cari, seorang gadis yang telah dilukainya berulang kali. Tangan kekarnya dengan
kasar menarik lengan seorang gadis dengan kasar, membuat gadis itu menatapnya
kesal.
“SudahKu bilang Aku tak
tau ada dimana Dara” sentak Caerin selaku sahabat Dara. Kini mereka menjadi
tontonan teman satu kampus mereka, namun Bisma tak peduli dengan semua itu yang
terpenting Ia segera tau dimana gadisnya.
“Dia sudah bilang tak
tau dimana Dara jadi tak usah dipaksa, lagian kenapa kamu cari Dara sedangkan
Aku disini selalu ada didekatMu” Bisma muak melihat gadis yang tengah merangkul
lengannya dengan kasar Bisma melepas rangkulan gadis yang mungkin berstatus
sebagai selingkuhannya itu.
“Kita putus jadi cukup
sudah kamu mengikuti Ku” mata gadis ini membola tak terkecuali Caerin, dengan
mudahnya Bisma mengatakan putus, memang pria ini PlayBoy cap kapak. Perasaan
yang kesal membuat mantan selingkuhan Bisma berlalu begitu saja tanpa berucap,
cukup tau diri kalau dirinya memang hanya seorang selingkuhan yang harus tau
apa akibatnya.
“Sekarang cepat kata
dimana Dara berada (?)” Caerin tersenyum sinis, Bisma kira dengan mudah
memaksanya itu salah besar, Caerin tak akan membiarkan Bisma membuat luka
dihati Dara lagi.
“Ikatan batin kalian
yang akan mempertemukan kalian kembali” ucap Caerin lalu pergi dari hadapan
Bisma. Bisma mengacak frustasi rambutnya, bingung harus kemana untuk bertemu
dengan Dara. Bodoh, begitu bodoh dirinya telah melukai Dara yang begitu tulus
mencintai dirinya. Semua kenangan saat hubungan mereka baik-baik saja mulai
terputar dalam benak Bisma.
“Aku begitu suka dengan air dan pasir,
melihatnya membuat Ku nyaman dan bahagia. Sering ketika Ku masih kecil datang
kepantai ini bersama dengan mama dan papa, tapi sekarang semua itu hanya
kenangan karena mereka sibuk dengan urusannya sendiri” perkataan Dara beberapa bulan lalu saat
mereka berlibur bersama terekam jelas oleh Bisma. Yah kini Bisma tau harus
melangkah kemana untuk mencari Dara, tempat itu satu-satunya yang Bisma tau
kalau Dara suka kunjungi.
...
Deburan ombak silih
berganti menerpah lembut kulit kaki Dara dan Bisma, mereka tengah menikmati
indahnya pantai pada sore hari menunggu terbenamnya matahari. Saat tengah lelah
mereka duduk berdampingan dibawah pohon kelapa, Bisma menyandarkan tubuhnya
pada batang pohon sedangkan Dara bersandar pada bahu Bisma. Dugaan Bisma tepat
kalau Dara pergi kebali datang kepantai kuta, pantai dimana Dara dan Bisma
pernah berlibur bersama dan kini terulang kembali namun dengan keadaan yang
berbeda.
“Sampai kapan kamu akan
melukaiKu, bila memang kamu tak cinta lepaskan Aku” ucap Dara lirih. Sungguh
sakit hatinya mengingat berulang kali Bisma menduakan dirinya tapi dengan mudah
pula Dara memaafkan Bisma, rasa ini memang rasa yang aneh, apa cinta yang telah
membuat Dara bodoh dengan keadaan, keadaan yang selalu jatuh tak berdaya
dihadapan Bisma.
“Percayalah kalau Aku
tak akan mendua lagi, karena dulu Aku hanya ingin mencari suasana yang baru. Ku
kira suasana baru lebih bahagia dibanding bersamaMu, tapi ternyata Ku salah
karena bersamaMu ternyata lebih bahagia” ucap Bisma dengan membelai puncak
kepala Dara lalu mencium hangat kening Dara. Dara begitu nyaman mendapat
perlakuan Bisma yang begitu manis kali ini, berbeda dengan Bisma hari yang lalu
seolah cuek setiap Dara mengeluh dengan retaknya hubungan mereka.
“Maaf untuk kemarin
malam Aku datang terlambat ketaman karena papa masuk rumah sakit, Aku tau kamu
pasti datang tapi karena dua jam menunggu kamu pasti memutuskan pulang” Dara
menatap lekat wajah tampan Bisma. Apa yang difikiran Dara salah, Dara mengira
Bisma tak mencintainya lagi hingga membuat Bisma enggan untuk bertemu dengannya
malam itu. Dara yang merasa bersalah berhambur memeluk Bisma dengan berbaur
dengan tangisan.
“Hiks maaf” sesal Dara
dalam isaknya.
“Kamu tak usah minta
maaf karena semua salahKu, salahKu mempermainkan kepercayaan yang kamu beri,
salahKu melukai Mu. Kalau memang kamu tak mau bersama Ku lagi Aku tak apa,
karena sudah terlalu dalam Aku melukai Mu” Bisma mulai menitihkan air mata
mengingat betapa bodohnya Ia telah melukai gadisnya berulang kali. Dara
melepaskan pelukan mereka, kembali menatap mata Bisma yang berair.
“Memang benar apa yang
kamu bilang lebih baik kini kita sendiri-sendiri dulu. Aku mulai berfikir untuk
belajar melupakan Mu, maaf bila ini memang keputuskanKu yang membuatMu terluka”
ujar Dara. Bisma hanya diam karena memang ini semua salahnya yang telah melukai
Dara berulang kali dan memang ini akhir dari semua, Dara sudah lelah menghadapi
Bisma yang selalu mendua.
“Simpan cintaMu untukKu
mungkin suatu saat Aku bisa kembali bersamaMu, tapi harus kamu tau kalau hingga
detik ini cintaKu masih sama hanya untukMu” lanjutnya. Bisma semakin terlihat
menjadi orang yang bodoh meski berulang kali Ia melukai Dara, tapi coba lihat
Dara yang masih saja mencintainya. Dara meraih gitar kesayangannya, gitar yang
Bisma beri saat ulang tahunnya ke 20, gadis ini memang mahir bermain gitar
karena Bisma selalu mengajarinya ketika mereka bertemu.
Naega jun shinbaleul shingo geunyeowa gileul geotgo
Amureochi ankae geunyeowa kisshago
Naega jun hyangsu ppurigo geunyeoreul poomae ango
Nawa haetdeon geu yaksok ddo dashi hagaetjyo
Oorin imi neujeotnabwayo
Oori sarang kkeutnan geongayo
Amu malirado jom naegae haejweoyo
Oori jungmal sranghaetjana
Dwaedollilsoon eopneun geongayo
Oneul bam namani apayo
Byeonhaetni ni mamsokae
Eejae nan deo eesang eopneun geoni
Nan neol neol saenggak-hamyeon
Neomu apa apa apa
Amugeotdo aniran deut
Nae noonmul barabogo
Taeyeonhagae maleul ddo ee-eogago
Aniran mal mot-hagaetdago
Geu eoddeon miryeondo huhwaedo junhyeo eopdago
Janinhagae malhaetjyo
Oorin imi neujeun geongayo
Oori sarang kkeutnan geongayo
Geojitmalirado jom anirago haejweoyo
Eejaen deo jalhal su itneundae
Dashi mannal suneun eopjiman
Amureochi ankae geunyeowa kisshago
Naega jun hyangsu ppurigo geunyeoreul poomae ango
Nawa haetdeon geu yaksok ddo dashi hagaetjyo
Oorin imi neujeotnabwayo
Oori sarang kkeutnan geongayo
Amu malirado jom naegae haejweoyo
Oori jungmal sranghaetjana
Dwaedollilsoon eopneun geongayo
Oneul bam namani apayo
Byeonhaetni ni mamsokae
Eejae nan deo eesang eopneun geoni
Nan neol neol saenggak-hamyeon
Neomu apa apa apa
Amugeotdo aniran deut
Nae noonmul barabogo
Taeyeonhagae maleul ddo ee-eogago
Aniran mal mot-hagaetdago
Geu eoddeon miryeondo huhwaedo junhyeo eopdago
Janinhagae malhaetjyo
Oorin imi neujeun geongayo
Oori sarang kkeutnan geongayo
Geojitmalirado jom anirago haejweoyo
Eejaen deo jalhal su itneundae
Dashi mannal suneun eopjiman
Oneul bam namani apayo
Byeonhaetni ni mamsokae
Eejae nan deo eesang eopneun geoni
Nan neol neol saenggak-hamyeon
Neomu apa apa apa
Deo eesang yejeonae neega aniya
Naega saranghan neowa jigeunae niga
neomudo dallasseo
Geojeo munghani
Meoleojineun neol
barabogoman seo seo ooleosseo
No way, I can't recognize
You're not mine anymore
Byunhaeya haetni? Doraol soon eopni?
Kkok bunhaeya haetni? Dorawajul soon eopni?
Byunhaeya haetni? Doraol soon eopni?
Wae byunhaeya hani? Gyesok saranghal soon eopni?
Oh, kkeuchin geoni ni mamsokae
Eejae nan deo eesang eopneun geoni
Nan neol neol saenggak-hamyeon
Neomu apa apa apa
Apa apa
Apa apa
Byeonhaetni ni mamsokae
Eejae nan deo eesang eopneun geoni
Nan neol neol saenggak-hamyeon
Neomu apa apa apa
Deo eesang yejeonae neega aniya
Naega saranghan neowa jigeunae niga
neomudo dallasseo
Geojeo munghani
Meoleojineun neol
barabogoman seo seo ooleosseo
No way, I can't recognize
You're not mine anymore
Byunhaeya haetni? Doraol soon eopni?
Kkok bunhaeya haetni? Dorawajul soon eopni?
Byunhaeya haetni? Doraol soon eopni?
Wae byunhaeya hani? Gyesok saranghal soon eopni?
Oh, kkeuchin geoni ni mamsokae
Eejae nan deo eesang eopneun geoni
Nan neol neol saenggak-hamyeon
Neomu apa apa apa
Apa apa
Apa apa
“Pada akhirnya Aku
selalu terluka setiap malam menangisiMu, saatnya kini semua sakitKu sudah pada
ujungnya dan menyerah” Dara tersenyum yang sejujurnya menyimpan luka, tapi Ia
berusaha untuk tegar dihadapan Bisma. Luka itu yang membuat Dara menyerah
dengan keadaan meski Bisma sudah menyadari kesalahannya dan mengakui
kebodohannya tapi tak dapat membuat Dara merubah semua.
THE END.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar