Rabu, 11 Desember 2013

Missing You


Bottom of Form
 

Main cast :
- Bisma Karisma as Bisma
- Sandara Park as Dara
- Gong Minji as Minzy
- Rafael Landry Tan as Rafael
- Chae Rin Lee as Caerin
- Park Boom as Boom


Kaki gadis berparas cantik ini melangkah dengan pasti menampaki halaman rumah mewah milik kekasihnya, ini kali pertama kakinya menginjakan kaki dirumah kekasihnya setelah dua tahun lamanya. Yah... dua tahun lalu Minzy memutuskan meninggalkan negara kelahirannya untuk menempuh pendidikan, tentu pastinya selama itu pula Minzy dan kekasihnya Bisma harus menjalani hubungan jarak jauh. Tangan mungil Minzy berulang kali menekan bel rumah mewah ini, dan senyum merekah dibibir Minzy ternyata kekasihnya yang membuka-kan pintu bermodel klasik itu, dengan sigap Minzy berhambur memeluk tubuh cungkring kekasihnya.
“Minzy...” ujar Bisma yang terkejut dengan kedatangan Minzy, namun tak dapat dipungkiri Bisma kalau ia juga merasakan rindu yang sama dengan yang Minzy rasa. Bisma yang awalnya terkejut pada akhirnya membalas pelukan hangat Minzy, pelukan yang begitu Bisma rindu selama ini.
“Aku kangen kamu bii” ujar Minzy dengan semakin mempererat pelukannya.
“Dish... Zy kalau kangen meluknya gak usah erat-erat bisa kali karena pacar kamu yang ganteng ini susah buat nafas” mendengar penuturan Bisma membuat Minzy merenggangkan pelukannya dan perlahan melepaskan dengan wajah cemberut.
“Udah gak usah cemberut karena itu buat kamu makin kelihat jelek tau” ledek Bisma dengan mengacak gemas puncak kepala Minzy.
“Aku itu lagi marah Bis, bukan dirayu buat gak marah ini justru diledekin. Kamu itu pacar macam apa Bisma karisma” ujar Minzy kesal justru membuat Bisma tersenyum gemas, sudah lama Bisma tak menjaili kekasihnya, sudah lama pula Bisma tak bisa melihat wajah lucu Minzy ketika marah, jujur Bisma begitu merindukan semua itu, merindukan saat-saat bersama Minzy. Minzy, gadis cantik ini memang cinta pertama dan kekasih pertama Bisma, wajar bila Bisma begitu menyayangi Minzy.
“Kita baru pertama bertemu loh Zy jadi gak usah ada acara marah-marahan, lebih baik hari ini kita menghabiskan waktu bersama, menebus dua tahun kamu pergi tanpa bertemu sama sekali dengan Aku” ujar Bisma.
“Hemm... tapi Aku mau bertemu dengan mama Kamu” Minzy. Seketika raut wajah Bisma berubah menjadi panik, bingung harus berbicara apa agar kekasihnya tak bertemu dengan sang mama terutama harus memasuki rumahnya.
“Itu... mama lagi keluar kota sama papa, ketemu besok-besok saja kalau mama dirumah. Sekarang lebih baik kamu masuk kemobil, Aku mau ambil jaket dulu kedalam” ujar Bisma.
“Tapi...” belum sempat Minzy berucap Bisma sudah terlebih dahulu menutup rapat bibir Minzy dengan bibirnya, kejadian ini hanya sekilas saja karena tak lama Bisma menyudahi aksi sepontannya ini.
“Gak usah bawel, ikuti apa yang Aku bilang bisa kan ?” Minzy menganggukan kepala dan memutar balik tubuhnya, melangkah kearah mobilnya menuruti apa yang Bisma perintahkan. Bisma bernafas lega karena Minzy mengikuti apa yang Ia perintahkan, lalu dengan cepat Bisma kembali memasuki rumahnya dan mendapat teguran dari sang mama membuat Bisma menghentikan sejenak langkahnya.
“Siapa Bis yang datang ?” tanya tante Jasmin selaku mama Bisma. Bisma melirik sang mama dan tak lupa melirik sejenak gadis yang duduk manis disamping tante Jasmin. Seorang gadis yang beberapa bulan yang lalu telah resmi menjadi nyonya Karisma, dua bulan yang lalu Bisma telah menikah dengan gadis yang akrab disapa dengan Dara, seorang gadis berparas cantik dan memiliki hati bagai seorang malaikat.
“Haa... itu mah yang datang teman kantor Bisma dan ngajak buat ketemu client, iya itu mah...” ujar Bisma dengan ragu, Bisma benar-benar takut kalau sang mama tau Minzy -lah yang datang. Sejak awal Bisma dan Minzy berpacaran tante Jasmin memang tak merestui hubungan mereka, karena menurut tante Jasmin kekasih dari putranya itu begitu manja, bagaimana nanti kalau Bisma menikah dengan Minzy ? mungkin saja Minzy akan menelantarkan putranya. Namun ketika dihadapan Minzy, tante Jasmin berpura-pura seolah menerima hubungan sana putra karena itu keinginan Bisma.
“Kamu gak lagi bohong sama mama-kan ?” tanya tante Jasmin karena merasa curiga dengan gelagat Bisma.
“Mana mungkin Bisma bohong sama mama” ujar Bisma berusaha untuk tenang.
“Sudahlah mah, mungkin Bisma sekarang lagi buru-buru mending biarin saja dia pergi” ujar Dara dan mendapat anggukan kepala dari Bisma, seolah setuju dengan apa yang Dara ujarkan.
“Ya sudah tapi ingat jangan pulang malam-malam, mama gak mau kalau Dara sampai tidur sendirian. Kamu masih ingat bukan kalau Dara lagi hamil” Bisma menarik nafas kesal, sudah ratusan kali sang mama meminta-nya untuk selalu disamping Dara karena tak ingin terjadi sesuatu dengan cucu pertamanya.
“Bisma ingat mah...” ujar Bisma dengan malas. Tante Jasmin hanya mampu menggelengkan kepala karena Bisma selalu begitu setiap diberikan nasehat, padahal tante Jasmin ingin yang terbaik untuk Bisma dan Dara, tak ingin terjadi sesuatu dengan rumah tangga putranya, ingin melihat Dara dan Bisma menjadi keluarga yang harmonis.

♣♣♣
          Bisma seharian menghabiskan waktu bersama dengan Minzy, mendatangi tempat-tempat yang dulu sering mereka datangi bersama sepulang sekolah, salah satunya yaitu pantai yang terletak tak jauh dari sekolah mereka dulu. Sore ini pantai ini masih terlihat ramai dengan pasangan muda mudi yang bergandengan tangan, Bisma dan Minzy tak ingin kalah dengan mereka, sepanjang menyusuri tepi pantai Bisma dan Minzy bergandengan tangan. Bisma benar-benar lupa telah memiliki seorang gadis yang sudah resmi dinikahi dan tengah mengandung buah cinta mereka.
“Capek... duduk disana dulu yuk Bis” keluh dan ajak Minzy.
“Kamu haus gak ? Aku mau beli minum dulu” tanya Bisma dan mendapat balasan anggukan kepala dari Minzy, Bisma pun berjalan meninggalkan Minzy untuk membeli minuman dan Minzy mencari tempat duduk dibawah pohon kelapa yang terletak disekitar pantai.
Tanpa diduga saat membeli minum Bisma bertemu dengan sahabatnya dan seorang gadis yang diketahui kekasih sahabatnya itu, Bisma terlihat panik takut bila sahabatnya mengetahui keberadaan Minzy.
“Loe sama siapa kesini Bis ?” tanya sahabat laki-laki Bisma yang diketahui bernama Rafael.
“Pasti kesini sama Dara ? mana Dara-nya. Aku udah lama gak ketemu sama dia” ujar Caerin kekasih Rafael.
“Haa... Gue... Gue kesini sendirian gak sama Dara” Bisma. Gelagat Bisma begitu membuat Rafael dan kekasihnya curiga, pasti ada yang tengah Bisma sembunyikan kini, tak mungkin bila tak ada yang disembunyikan Bisma terlihat gugup begitu.
“Loe gak bohong Bis ?” tanya Bisma. Bisma menggelengkan kepala dan berulang kali melirik Minzy yang duduk tak jauh dari tempatnya berada, itu semakin membuat Rafael curiga dan mengikuti arah pandang Bisma. Betapa terkejutnya Rafael melihat seorang gadis yang sudah tak asing olehnya, pria ini sudah berfikir kalau Bisma masih menjalin hubungan dengan Minzy, itu tanda-nya Bisma telah berselingkuh.
“Gue mau bicara sebentar sama Loe. Sayang Kamu tunggu Aku sebentar disini, ingat jangan kemana-mana” ujar dan pesan Rafael. Tanpa mendapat persetujuan Bisma, Rafael menarik dengan kesal tangan Bisma agar ikut dengan dirinya. Saat ditempat yang cukup sepi Rafael melepaskan cengkramannya ditangan Bisma, menatap sinis Bisma yang berpura-pura sama sekali tak bersalah.
“Mending Loe jujur sama Gue, Bis. Loe lagi jalan sama Minzy kan ?” ujar Rafael dingin. Mata Bisma membola, kenapa Rafael bisa mengetahui kalau dirinya tengah jalan bersama dengan Minzy, pasti Rafael telah melihat keberadaan Minzy tadi. Tamat riwayat Bisma kalau Rafael membongkar apa yang terjadi sore ini kekeluarganya.
“Gue mohon sama Loe buat jangan bicara apapun yang Loe ketahui sekarang sama siapa pun itu termaksud Dara” mohon Bisma. Mendengar penuturan Bisma membuat Rafael menggelengkan kepala, memang Bisma sahabatnya namun Rafael juga tak ingin menutupi kebohongan ini pada Dara, karena Dara adalah adik sepupu dari Rafael.
“Gue akan tutup mulut kalau Loe cepat akhiri hubungan terlarang Loe sama Minzy, Gue gak mau kalau Dara terluka karena Loe yang bajingan” Rafael melangkah meninggalkan Bisma yang terdiam, sungguh ini pilihan yang begitu sulit untuk Bisma. Bisma tak bisa meninggalkan Minzy begitu saja karena rasa cinta Bisma ke Minzy tak pernah berubah, namun Bisma juga tak bisa meninggalkan Dara apalagi kini Dara tengah mengandung buah cinta mereka.

♣♣♣
          Wanita yang tengah hamil muda ini terlihat gusar, berulang kali mata indahnya menatap jam yang melingkar dipergelangan tangannya. Jam sudah menunjukan pukul sembilan malam namun sang suami tak kunjung pulang dan sama sekali tak ada kabar. Berulang kali Dara mencoba menghubungi Bisma, namun yang terdengar masih sama suara operator.
“Kamu dimana Bis ?” resah Dara. Wanita muda ini duduk ditepi ranjangnya bersama Bisma dan tak lama terdengar suara decitan pintu, pandangan mata Dara pun tertuju pada arah pintu, dilihatnya disana Bisma berjalan mendekat kearahnya dengan wajah kusut, Dara pun beranjak dari duduknya.
“Tumben belum tidur ?” tanya Bisma dengan senyuman kecil. Bukannya menjawab pertanyaan Bisma, Dara justru berhambur memeluk tubuh cungkring Bisma. Membuat Bisma merasa aneh dekap sikap Dara, namun sejenak kemudian Bisma mulai merasa ketakutan, apa ini karena Dara telah mengetahui semuanya ?, kalau itu benar-benar terjadi Bisma harus siap-siap kehilangan Dara dan calon buah hatinya.
“Aku gak mau kehilangan kamu... Hiks...” mulai terdengar isak tangis Dara, itu semakin membuat Bisma yakin kalau Dara telah mengetahui semuanya, perasaan Bisma semakin ketakutan.
“Kamu... Kamu... apa Kamu udah tau semuanya Ra ? maaf... maaf Ra...” ujar Bisma gugup. Dara melepas pelukannya dan menatap aneh Bisma yang tengah menunduk, wanita ini mengusap air mata yang mengalir disudut mata indahnya.
“Aku gak tau apa-apa Bis jadi Kamu gak perlu minta maaf, memang Kamu ngelakuin apa sampai takut kalau Aku tau ?” mendengar penuturan Dara seketika membuat Bisma mengangkat kepalanya menatap dengan lekat mata indah milik Dara, Bisma bernafas lega karena ternyata Rafael belum membuka apa yang diketahui pada Dara.
“Hehehe gak pa-pa kok Ra, Aku kira kamu marah sama Aku sampai nangis begitu” ujar Bisma dengan cengengesan tak jelas.
“Ihhh... memang Aku mau marah sama Kamu karena pulang malam, apalagi Kamu itu gak bisa dihubungin jadinya Aku takut sendiri Kamu pergi ninggalin Aku” tutur Dara jujur. Bisma tersenyum mendengar penuturan Dara, ternyata Dara tak ingin kehilangannya itu semakin membuat Bisma tak ingin meninggalkan Dara hanya untuk bersama dengan Minzy, namun Bisma juga tak ingin meninggalkan Minzy begitu saja.
“Aku gak akan kemana-mana karena Aku itu selalu ada dihati Kamu” gombal Bisma dan menarik tubuh mungil Dara kedalam dekapan hangatnya.
“Gak usah gombal, mending Kamu mandi karena bau tubuh Kamu itu menyengat sampai buat Aku pengen muntah tau gak” Dara melepaskan paksa pelukan Bisma, karena merasa bau tubuh Bisma begitu menyengat hingga membuatnya ingin muntah. Bisma mencium ketiaknya kanan dan kiri secara bergantian, memang benar bau tubuhnya sudah tak sedap lagi dan maklum bila Dara tak suka dengan bau tubuhnya.
“Oke... Oke... Bisma Karisma yang ganteng ini mau mandi dulu biar nyonya Karisma ini gak ngomel terus, dasar BuMil” sebelum berlari menuju kamar mandi dengan jailnya Bisma menarik cukup kuat hidung mancung Dara hingga membuat wanita itu meringis kesakitan, namun tak lama senyum mengembang dibibir Dara karena merasa bahagia dengan kehidupannya yang sekarang, memiliki suami yang tampan dan menurut Dara suaminya juga sempurna dimatanya.

♣♣♣
          Hari terus berlalu berganti dengan minggu namun Bisma masih tetap saja berhubungan dengan Minzy secara sembunyi-sembunyi, hingga detik ini pula Rafael masih belum membongkar perselingkuhan Bisma pada Dara atau keluarga Dara dan Bisma, hubungan Bisma dan Dara semakin hari semakin harmonis saja sehingga itu membuat Bisma merasa semua akan baik-baik saja. Akan tetapi tanpa sepengetahuan Bisma ternyata Rafael memerintahkan anak buahnya untuk mengikuti kemana saja Bisma pergi, dan Rafael tau kalau Bisma masih saja berhubungan dengan Minzy, hingga akhirnya amarah Rafael memuncak saat mempergoki Bisma tengah makan siang bersama dengan Minzy disebuah restoran.
“Brengsek Loe” amarah Rafael dan beberapa kali pukulan mendarat dengan mulus ditubuh dan wajah tampan Bisma, tak ada perlawanan dari Bisma karena Bisma sadar akan kesalahan yang diperbuat. Lihatlah Minzy dibuat bingung dengan kejadian ini, gadis ini tak tau mau dengan masalah apa yang terjadi hingga Rafael memukuli kekasihnya begiu saja, namun Minzy tak tinggal diam melihat kekasihnya babak belur akan tangan Rafael.
“Rafa udah” bentak Minzy menghentikan Rafael yang tengah memukuli Bisma. Rafael menghentikan aksinya dengan nafas yang memburu dan tatapan yang begitu tajam kearah sepasang kekasih dihadapannya.
“Gue gak akan tinggal diam lagi Bis, secepatnya semua kebusukan Loe ini akan terbongkar” ujar Rafael dan berlalu pergi meninggalkan Bisma dan Minzy yang masih menjadi pusat perhatian pengunjung restoran yang cukup ramai ini.
“Kamu gak pa-pa Bis ?” tanya Minzy dan membantu Bisma untuk berdiri. Meski wajahnya sudah babak belur namun Bisma mencoba untuk tersenyum dihadapan Minzy, melihat wajah cantik kekasihnya sudah mampu mengobati luka dibadannya akibat pukulan Rafael.
“Sebenarnya apa yang terjadi sama Kamu dan Rafael, hingga membuat Rafael begitu marah sama Kamu ?” tanya Minzy.
“Cuma masalah kecil saja, udah Kamu gak usah khawatir begitu” Bisma berusaha meyakinkan Minzy kalau tak terjadi apa-apa, hanya sebuah masalah kecil yang terlalu dibesar-besarkan saja tak lebih.
“Hemm... Zy, maaf yah Aku gak bisa lanjutkan makan siang kita dan gak bisa ngantar Kamu pulang. Aku mau selesain masalahKu dulu sama Rafa. Kamu bisa ngertiin bukan ?” Bisma menggenggam jemari Minzy.
“Kamu tenang saja, Aku bisa pulang sendiri” yakin Minzy. Bisma beranjak dari duduknya dan berjalan mendekat kearah duduk Minzy, mencium puncak kepala kekasihnya cukup lama dan seketika itu perasaan Minzy berubah menjadi curiga pada Bisma, Minzy mulai yakin kalau telah terjadi sesuatu dengan kekasihnya, namun Minzy tau kalau saat ini Bisma masih belum bisa berbicara jujur pada dirinya.
“Aku pergi dulu sayang” pamit Bisma lalu melangkah menjauh. Minzy masih menatap berlalunya Bisma hingga punggung kekasihnya itu tak terlihat lagi.
“Aku yakin kalau ada sesuatu yang tengah kamu sembunyiin Bis” ujar Minzy pelan.

♣♣♣
          Perjalanan menuju kerumahnya bersama Dara perasaan Bisma benar-benar ketakutan, pasti Dara akan marah besar pada dirinya, meninggalkan rumah mereka dan pastinya menjauhkan calon buah hati mereka dari Bisma, pria tampan ini takut bila benar semua itu terjadi, sungguh Bisma tak sanggup untuk kehilangan Dara karena menurut Bisma, Dara sudah menjadi sebagian dari hidupnya.
“Aku Gak mau kehilangan Kamu, gak akan mau Ra” air mata Bisma menetes begitu saja bila membayangkan apa yang akan terjadi sebentar lagi, Bisma semakin menambah kecepatan mobilnya, berharap Ia sampai sebelum semua terbongkar, tak butuh waktu lama mobil sedan merah ini sudah terparkir dihalaman tempat tinggalnya setelah menikah dengan Dara. Bisma melangkah cepat memasuki rumahnya, mencari keberadaan sang istri, disetiap sudut ruangan Bisma tak menemukan keberadaan Dara. Fikiran Bisma sudah tak karuan, mungkin Dara sudah pergi meninggalkannya. Oh... Tuhan selesai semua bila itu terjadi. Seketika tubuh Bisma terperosot, duduk diatas lantai dengan menjambak rambutnya sendiri kasar, air matanya sudah tak dapat lagi terbendung. Pada akhirnya Bisma harus kehilangan salah satu gadisnya, kini Dara yang telah meninggalkan dirinya.
“Kamu ngapain Bis duduk dilantai begini ?” suara ini, suara wanita yang sudah tak asing lagi untuk Bisma. Secepat kilat Bisma menatap wajah cantik gadis dihadapannya, menatap tak percaya Dara dihadapannya, apa ini hanya sebuah khayalan Bisma saja.
“Dara...” guman Bisma.
“Iya Bisma ini Aku. Kamu ini kenapa ? datang-datang nangis aneh tau gak” ujar Dara. Bisma menarik tubuh Dara memeluknya dengan erat, itu tanda kalau Bisma tak ingin kehilangan Dara, ingin selalu Dara disampingnya menemani hari-harinya bersama anak mereka kelak.
“Kamu akan selalu temani Aku kan ? janji sama Aku kalau Kamu akan selalu disamping Aku” ujar Bisma yang membuat Dara yang mendengarnya merasa aneh, karena Dara sama sekali tak ada niatan untuk meninggalkan Bisma.
“Tanpa janji pun Aku akan selalu disamping Kamu, Bis” ujar Dara. Bisma merasa cukup lega bila Dara belum mengetahui semuanya, namun entah apa yang terjadi nanti bila tau semua kebohongannya. Terasa getaran ponsel milik Bisma disaku celana yang dikenakan, membuat Bisma melepas pelukannya lalu mengambil ponselnya.

Rafael Tan
Gue akan tutup mulut sampai besok karena Gua gak tega sama Dara, untuk hari ini Loe masih bisa bernafas lega.

Bisma menghela nafas lalu ditatapnya mata indah Dara, malam ini akan menjadi malam terakhirnya bersama dengan Dara, itu berarti Bisma harus memanfaatkan malam ini sebaik mungkin, sehingga tak dapat dilupakan oleh Dara maupun Bisma, tapi Bisma tak tau apa yang dilakukan. Hem... mungkin malam ini Bisma hanya menghabiskan waktu bersama Dara tanpa gangguan apapun.

♣♣♣
          Pagi menjelang seperti tak terjadi apa-apa, Bisma berusaha untuk bersikap biasa, namun Bisma tak henti-hentinya menatap wajah cantik Dara, hingga semalam Bisma tak tidur hanya untuk menatap wajah Dara yang mungkin nanti tak akan dilihatnya lagi karena Dara tak akan mungkin mau bertemu dengannya setelah mengetahui apa yang terjadi.
“Aku mau bilang sesuatu sama Kamu, sebenci apapun Kamu sama Aku tapi Aku mohon jaga dengan baik anak kita. Dia sama sekali tak salah, semua salah Aku” Bisma mengusap lembut pipi putih Dara.
“Kamu ini bicara apa Bis, makin lama Aku rasa Kamu makin ngaco” ujar Dara menampik tangan Bisma dipipinya karena merasa kesal dengan ucapan Bisma yang semakin hari semakin membuatnya merasa kesal. Bisma hanya menyunggingkan senyum kecil lalu mencium kening Dara cukup lama, dan ini mungkin juga akan menjadi kecupan hangan Bisma untuk Dara.
“Aku berangkat kerja dan maaf untuk semua” Bisma melangkah menjauhi Dara dengan perasaan sedih.
“Maaf mungkin lebih baik Kamu mendengar kebusukanKu dari mulut orang lain, karena Aku tak ingin melihatMu menangis saat tepat dihadapanKu” Bisma memasuki mobilnya dan melajukan meninggalkan halaman rumahnya, Dara menatap berlalu mobil Bisma hingga tak terlihat lagi, senyum mengembang dibibir mungil Dara.

♣♣♣
          Dengan wajah kusut Bisma melangkah memasuki ruang tempat kerjanya, sama sekali tak ada niatan untuk Bisma bekerja hari ini. Bisma hanya membayangkan apa yang terjadi kedepan, Ia harus bersiap-siap hidup tanpa Dara. Seorang gadis yang ternyata sekertaris Bisma memasuki ruangan bosnya.
“Maaf pak, ada gadis yang mengaku bernama Minzy menunggu bapak ditaman dekat kantor” ujarnya dengan menundukan kepala. Mendengar nama kekasihnya membuat Bisma membolakan mata, pria ini kembali teringat dengan keberadaan gadisnya yang lain.
“Hemm... saya mau bertemu dengan teman, Boom tolong batalkan semua meeting saya hari ini” titah Bisma dan berlalu pergi dari ruangannya, melaju menuju taman yang berada tak jauh dari kantornya, mencari keberadaan kekasihnya dan dilihatnya Minzy tengah duduk disalah satu bangku taman dan dengan segera Bisma menghampiri.
“Hai Bis J” sapa Minzy dengan sebuah senyuman manis yang mampu membuat hati Bisma yang kacau kembali tentram.
“Ada apa tumben Kamu ngajak ketemu sama Aku ditaman ?” tanya Bisma.
“Hemm... Bis, sejujurnya Aku udah tau semua dari Rafael tentang Kamu dan Dara. Disini memang Aku yang salah karena ada diantara kalian jadi izinkan Aku untuk mengakhiri hubungan kita, Aku gak mau ada yang terluka dengan hubungan terlarang ini Bis, anggap saja hubungan kita sudah berakhir dua tahun yang lalu” Bisma terkejut mendengar penuturan gadis disampingnya, Minzy sudah tau semuanya dan akan meninggalkan dirinya, kejadian ini semakin membuat Bisma terpukul tapi ini memang salahnya dan Bisma harus menerima akibat dari apa yang dilakukan.
“Maaf... hanya itu yang bisa Aku ucapkan” ujar Bisma dengan menundukan kepala.
“Bukan... ini bukan salah Kamu, mungkin ini semua salah Aku hingga semua ini terjadi. Aku mau minta sesuatu dari Kamu sebelum hubungan kita berakhir” Minzy.
“Apa ?” tanya Bisma. Tanpa persetujuan dari Bisma, Minzy sudah terlebih dahulu menautkan bibirnya dengan bibir Bisma, awalnya Bisma memang terkejut namun semakin lama Bisma terbuai dan membalas permainan Minzy. Tanpa disadari seorang gadis yang berada tak jauh dari tempat duduk Minzy dan Bisma terdiam mematung, seketika kemudian sebuah kue tart dalam pegangannya terjatuh dan sesaat kemudian Bisma menyudahi ciumannya dengan Minzy, lalu melihat Dara yang berdiri mematung dengan deraian air mata. Saat Bisma sudah menyadari keberadaannya Dara memutar tubuhnya dan berlari. Bisma pun tak tinggal diam, pria ini berlari mengikuti sang istri.
“Dara...” guman Minzy dan ikut Bisma berlari untuk mengejar Dara. Perasaan yang kacau membuat Dara tak menyadari saat Ia tengah menyebrang, ada sebuah mobil dengan kecepatan tinggi tengah melaju kearahnya, membuat Bisma yang melihatnya berteriak seketika.
“Daraaaaaa” teriak Bisma.
“Brakkkkkkkkkkkkk” kecelakaan itu tak terelakkan.

♣♣♣
          Kejadian satu tahun yang lalu masih teringat dengan jelas dibenak Bisma, saat Bisma harus benar-benar kehilangan salah satu gadis yang dicintai-nya, namun Bisma masih bersyukur karena satu gadisnya lagi ternyata masih bertahan disampingnya. Ditambah lagi dengan keberadaan seorang bocah tampan yang berusia hampir tujuh bulan, hari-hari Bisma semakin membahagiakan. Bisma yang tengah melamun ditaman belakang rumahnya dikejutkan dengan tingkah jail sang istri yang menyiramnya dengan tepung, sang putra yang melihat wajahnya penuh dengan tepung tertawa geli dalam gendongan Caerin.
“Papa lucu ya sayang kalau wajahnya penuh dengan tepung begitu, jeleknya jadi ketutup” ledek Dara.
“Ishh... tenyata istriKu yang satu ini mengesalkan, awas saja kalau udah ketangkap gak akan Aku kasih ampun” ujar Bisma lalu berlari mengejar Dara, terjadi aksi kejar-kejaran pasangan muda ini hingga membuat sang putra tak bisa berhenti untuk tertawa melihat tingakah konyol orang tuanya.
“Akhirnya ketangkap juga ya...” Bisma memeluk Dara dengan begitu erat membiarkan tepung yang melekat ditubuhnya berpindah melekat juga ditubuh Dara, bukannya memberontak justru Dara membalas pelukan Bisma, merasa bahagia dengan kehidupan mereka sekarang, sudah tak ada kebohongan diantara mereka.
“Selamat ulang tahun yang ke dua puluh tiga tuan Bisma, semoga ditahun ini semua yang Kamu ingin terkabul” ujar Dara.
“Semua yang Aku ingin sudah terkabul, karena yang Aku ingin keluarga yang bahagia ada Kamu dan Rama yang selalu menemani hari-hariKu” ujar Bisma dengan menatap wajah lucu sang putra yang tengah tertawa tanpa henti dalam gendongan Caerin. Disaat ulang tahunnya yang lalu Bisma mendapatkan hadiah yang tak akan terlupakan karena harus merelakan Minzy untuk selama-lamanya, yah... waktu itu yang tertabrak mobil bukan Dara melainkan Minzy, entah kenapa Minzy menolong Dara hingga rela tubuhnya yang tertabrak mobil, mungkin itu sebagai menebus rasa bersalahnya. Satu tahun telah berlalu, bertambah usia Bisma ke-23 semakin membuatnya bahagia dengan keberadaan Rama, buah cintanya bersama dengan Dara. Dara sudah melupakan kejadian yang lalu dan siap menyambut hari-hari kedepan bersama Bisma dan anak-anak mereka.
“Semoga Kamu disana bahagia seperti yang Aku rasa” batin Bisma berdoa. Seorang gadis cantik menggunakan dress putih tersenyum melihat kebahagian keluarga Bisma, dan tak berlangsung lama gadis ini menghilang bersama dengan hembusan angin.


The End.