Jumat, 29 Agustus 2014

Mengejar Cinta ke-19









Cast :
·      Ilham Fauzie as Ilham
·      Reza Anugrah as Reza
·      Cintami as Cinta
·      Nattan
Twitter : @lilikM_

***
Mata ini sulit sekali untuk terbuka mungkin karena memang mata ini baru terpejam dini hari tadi, apa boleh buat dengan sangat terpaksa mata ini harus terbuka dan melihat indahnya pagi hari ini karena ini Aku ada jadwal kuliah pagi. Meski mata sudah terjaga namun tubuhKu ini masih malas untuk beranjak dari tempat yang terasa empuk ini, namun sayang teriakan mama Ku tersayang harus membuatKu dengan sangat terpaksa beranjak dari tempat yang empuk ini.
“Ham... Ham... bangun nanti Kamu terlambat kekampusnya” teriak mama Ku dari luar pintu kamarKu. Aku melirik sekilas jam dinding yang menunjukkan jarum pendek pada angka 6 dan jarum panjangnya pada angka 5, itu artinya sudah pukul 06.25. Segeralah Aku bergegas beranjak dari tempat tidur.
“Iya mah ini Ilham udah bangun” teriak Ku dari dalam kamar. Yah... perkenalkan namaKu Ilham Fauzie, atau kerap disapa dengan Ilham.
“Ya sudah mama tunggu dimeja makan, jangan lama-lama nanti abang kamu marah-marah seperti hari kemarin” balas mamaKu. Aku memiliki seorang kakak yang usianya tak terpaut jauh denganKu, kakak Ku tepatnya seorang laki-laki yang seiring disapa dengan Reza, Reza Anugrah lengkapnya. Aku segera bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh ini dan tak butuh waktu lama Aku sudah siap. Dengan langkah malas kaki ini melangkah meninggalkan tempat yang begitu nyaman ini, berjalan menuruni anak tangga dan menuju meja makan, disana sudah ada orang tua Ku dan seorang laki-laki yang seiring Ku panggil dengan sebutan abang atau bahkan terkadang Aku hanya memanggilnya dengan nama saja, ini memang sangat kurang sopan tetapi ya inilah Aku.
“Pagi” ujarKu dengan malas lalu duduk disamping Reza.
“Buruan habisin sarapan Loe atau Gue tinggal” ujar Reza dengan nada sengit.
“Tinggalin aja, lagian Gue masih bisa jalan kaki” ujarKu yang tak kalah sengit.
“Kalian berangkat bersama dan jangan ada keributan pagi-pagi seperti ini, papa sudah bosan mendengar kalian tiap detik selalu ribut” ujar papaKu dengan melirik Ku dan bang Reza secara bergantian, ini sudah sekian kalinya papa memperingatkan Ku dengan bang Reza, namun ya beginilah kita yang sangat sulit untuk terlihat akur.
“Kalau gak ribut itu gak seru tau pa” ujarKu dengan memasukkan potongan roti kedalam mulutKu.
“Reza itu gak mau cari ribut sebenarnya pah tapi sayangnya Ilham itu sulit banget untuk dibilangin” ujar Reza. Duh... pandai sekali kakakKu yang satu ini saat memberi alasan, alasannya itu semakin menjatuhkan diriKu ini dihadapan mama dan papa, sadar sesadarnya bila mama dan papa pasti akan membenarkan apa yang dibilang dengan bang Reza.
“Kamu itu seharusnya mencontoh abangMu, kalian berdua itu adik kakak tapi sifat kalian itu amat berbanding terbalik, Reza selalu patuh sama orang tua dan sifatnya pula sangat berbeda dengan Kamu. Mama itu gak bermaksud buat membedakan kalian tapi mama mau Kamu itu sadar” ujar mamaKu. Kalimat ini setiap harinya harus selalu terdengar olehKu dan Aku hanya mendengarkan sembari menganggukan kepala. Sikap mama dan papa yang selalu mengutamakan kak Reza dan seolah-olah apa yang Ku lakukan selalu salah berbeda dengan apa yang dilakukan Reza, namun Aku tak terlalu mengambil pusing karena ya inilah Aku yang pasti berbeda dengan orang lain.
”Udahlah mah lagian Ilham ya Ilham dan Reza ya Reza, kita berdua gak mungkin bisa menjadi orang yang sama. Lagian suatu saat Ilham pasti bisa berubah saat dia sadar dengan dirinya, mana mungkin sampai nanti Ilham akan terus begini” ujar bang Reza. Aku sedikit terkejut dengan penuturan bang Reza kali ini, tidak biasanya kakakKu ini membela Ku.
“Nanti suatu saat kalau Ilham tau artinya tanggung jawab dengan apa yang telah dia lakukan pasti dia akan berubah” lanjutnya.
“Benar itu kata kak Reza” Aku menyetujui perkataan kak Reza.
“Kamu ini setuju setuju saja namun gak didengerin dan berubah” ketus mama Ku.
“Mama dan papa harus tau kalau suatu saat Ilham pasti akan berubah, bertanggung jawab dengan apa yang setiap Ilham lakukan, dan untuk saat ini biarkan Ilham menikmati hidup ini” ujarKu lalu beranjak dari tempat ini, karena Aku sama tak suka keadaan dimana Aku terlihat dijatuhkan orang disekitarKu, bila Aku terus berada ditempat ini rasanya telinga ini akan semakin sakit.
“Bang buruan, Gue tunggu Loe didepan rumah dan gak pakai lama seperti apa yang sering Loe bilang” teriak Ku. Kaki Ku melangkah keluar rumah, melangkah mendekat kearah sebuah mobil yang terparkir didepan rumah dan tak lama kemudian laki-laki yang kupanggil dengan abang itu keluar dari dalam rumah lalu masuk kedalam mobil menempati tempat pengemudi dan aku duduk dijok sampingnya.


Benda besi ini mulai bergerak meninggalkan perkarangan rumah dan menyusuri jalanan kota Bandung, sepanjang perjalanan bang Reza mengeluarkan petuahnya dan itu membuatKu amatlah bosan. Aku sama sekali tak peduli dengan petuah yang dikeluarkan oleh bang Reza dan menggapnya hanya angin berlalu saja. Pada akhirnya bang Reza pun diam karena merasa dirinya sama sekali tak Ku perdulikan, dan Aku tersenyum puas.

***
Aku dan bang Reza telah sampai ditempat kami menuntut ilmu, mobil yang dikendarai bang Reza telah terparkir ditempat parkir yang disediakan oleh kampus, tanpa sepatah kata pun Aku beranjak pergi meninggalkan bang Reza karena Aku sudah malas untuk mendengar petuahnya yang menurutKu tak penting itu. Sepanjang perjalanan menuju kelasKu pagi ini terdengar banyak sapaan yang terucap dari para gadis dan Aku hanya membalas dengan sebuah senyuman, sapaan-sapaan itu sudah biasaKu dapatkan karena Aku termaksud laki-laki yang cukup populer dikampus ini maupun diluar sana. Sesampainya dikelas sudah ada gadis yang sepertinya telah menungguKu karena gadis ini bukanlah bagian dari kelas ini, dengan sengaja Aku tak menganggap keberadaan gadis yang kerap disapa dengan Leni. Aku melangkahkan kakiKu hingga tempat duduk paling belakang, ternyata Leni mengikuti diriKu dan kini telah berdiri tepat dihadapanKu, Aku hanya meliriknya sekilas.
“Ham, kita harus bicara” ujarnya.
“Bicara apa lagi ? diantara kita sudah tak ada hubungan apa-apa lagi” ujarKu dengan santai, terlihat dari raut wajahnya bila air mata Leni sudah ingin tumpah namun sayangnya tertahan, mungkin karena situasi dikelas ini yang sudah cukup ramai hingga membuat Leni harus menahan air matanya agar tidak terjatuh.
“Kamu seperti tak punya beban bicara seperti itu ya Ham, oke Aku sudah tau siapa Kamu yang sebenarnya. Kamu itu bermuka dua ya Ham, Kamu udah lupa sama janji-janji kamu dan ternyata Kamu itu penuh dengan dusta” Ujar Leni dan berlalu meninggalkan ruangan ini dengan air mata yang sudah tumpah, Aku hanya menggelengkan kepala dengan tingkah Leni. Aku tak tau sudah berapa gadis yang telah mejadi kekasihKu, jujur Aku menjalin hubungan dengan mereka karena cinta, namun entah mengapa seiring berjalanan waktu Aku merasa bosan dengan hubungan yang Ku jalin dengan gadis-gadis itu. Banyak orang bilang bila aku ini seorang playboy kalau kataKu sepertinya mereka salah. Aku yang menjalin hubungan ini dan Aku pula yang merasakan bagaimana hubungan ini bukan mereka yang hanya berkomentar saja, mereka hanya melihat diri ini dari luar namun belum tentu mengetahui apa yang sesungguhnya. Aku mengakui bila diriKu ini memang mudah jatuh cinta dengan seorang gadis, itu mungkin juga sebagian alasan bila Aku disebut orang-orang playboy.
“Hahaha... lagian gadis mana yang mau menolak laki-laki sepertiKu ini, jangan panggil Gue Ilham Fauzie jika tak berhasil memikat hati gadis yang telah berhasil memikat hatiKu” mungkin kalian merasa perkataanKu ini terlalu sombong namun bila kalian mengenal Ku sudah pasti kalian akan jatuh hati padaKu. Sejuta karisma sepertinya melekat pada diriKu ini hingga membuat semua gadis menggilai Ku, asal kalian tau saja banyak gadis tanpa rasa malu mengungkapkan perasaannya padaKu, sebagian besar dari mereka harus merasa sakit hati karena cintanya telah Ku tolak.

AUTHOR POV
***


Sepulang kampus Ilham menghabiskan waktunya disebuah pantai, laki-laki ini memang lebih suka menghabiskan waktu luangnya disebuah pantai dibandingkan harus mendatangi tempat yang sering didatangi oleh para remaja dijaman ini misalnya mall atau bahkan diskotik, menurut adik dari Reza ini udara sejuk dipantai dapat membuat otaknya kembali refresh dari aktivitas yang telah dilalui hari ini. Laki-laki yang kerap disapa dengan Ilham ini berjalan menyusuri pinggiran pantai.
Sepanjang kakinya melangkah pandangan matanya selalu melihat sepasang kekasih yang berada disekitar pantai ini, itu membuatnya merasa cemburu karena dirinya hanya seorang diri tanpa ditemani seorang gadis, hal ini pula yang membuat Ilham mengingat kejadian yang lalu saat dirinya datang kepantai ini bersama dengan kekasihnya atau yang sekarang berstatus mantan kekasih.



“Andai Gue masih punya cewek mana mungkin Gue jalan sendiri seperti ini, apa gak ada cewek cantik yang kesesat disini apa ? mungkin aja bisa jadi pacar Gue berikutnya” ujar Ilham. Masih terbayang dengan jelas karena beberapa hari yang lalu Ia masih datang ketempat ini bersama dengan kekasihnya atau lebih tepatnya mantan kekasihnya yang baru semalam Ilham mengakhiri hubungannya dengan Leni, karena merasa Leni kini over protektif dan itu sama sekali membuat Ilham merasa tak nyaman. Ilham berdiri dipinggiran pantai sembari menikmati hembusan angin pantai, lalu terdengar rintihan dari bibir Ilham.
“Awww...” Sebuah bola tanpa sengaja ataupun disengaja terlepar mengenai kepala Ilham dan kejadian ini membuat Ilham merasa semakin kesal. Ilham meraih bola itu dan mencari pemilik bola tersebut, seorang gadis yang seusia dengan Ilham dan seorang laki-laki kecil berusia 5tahun berjalan mendekat kearah Ilham.
“Sorry... itu bola adik Aku dan bisa Kamu kembaliin bola itu ke kita” seorang gadis cantik meminta bola adiknya yang tengah dipegang oleh. Lihatlah laki-laki ini hanya diam sembari memandangi tanpa kedip gadis yang berdiri dihadapannya, gadis ini benar-benar cantik dan lembut membuat Ilham yang pertama kali melihatnya terkagum-kagum.


“Kak ini bola Aku” laki-laki kecil ini merebut bolanya yang tengah dipegang oleh Ilham, mungkin karena laki-laki kecil ini merasa kesal karena Ilham tak kunjung mengembalikan bolanya, dan tingkah laki-laki kecil ini membuat Ilham tersadar dari lamunanya.
“Sakit ya kak kena bola tadi sampai buat kakak bengong hehehe” ujar laki-laki kecil ini sembari terkekeh dan itu berhasil membuat Ilham malu dibuatnya.
“Sorry tadi Nattan nendang bola itu dan gak sengaja terkena kepala Kamu, sekali lagi maaf” ujar gadis cantik ini yang tak diketahui namanya oleh Ilham.
“Hah... Gue... eh maksudnya Aku ga pa-pa, cuma agak sakit memang” Ilham dibuat salah tingkah sendiri, entahlah mungkin laki-laki ini tengah jatuh cinta dengan gadis dihadapannya dan ini bisa dibilang cinta pada pandangan pertama.
“Kenalin nama Aku, Ilham” ujarnya dan mengulurkan tangan kearah gadis cantik dihadapannya namun sayang yang membalas uluran tangan Ilham adalah seorang laki-laki kecil, ini sungguh bukan keinginan Ilham.
“Nattan dan ini kakak Aku namanya Cinta” ujar laki-laki kecil itu yang memperkenalkan dirinya dengan panggilan Nattan, sedangkan Nattan juga memperkenalkan sang kakak yang bernama Cinta. Lihatlah Cinta gadis ini dibuat terkekeh akan tingkah adiknya sedangkah Ilham hanya tersenyum kecil.
“Nattan main bolanya sama siapa ?” tanya Ilham.
“Sendiri” jawabnya.
“Mau kak Ilham temenin main bola gak ?” tanya Ilham.
“Gak usah takutnya nyusahin Kamu lagi, Nattan juga main sendirian gak masalah karena sudah terbiasa” tolak Cinta lembut dan itu membuat Ilham kecewa, namun itu tak membuat pupus semangatnya, bila Ilham menyerah itu tandanya Ilham tak dapat lebih dekat dengan Cinta.
“Nattan kalau main bola ada temannya itu justru lebih seru, gimana Nattan mau main bolanya ditemani sama kak Ilham ?” ujar Ilham dengan memberikan sebuah senyum manis agar Nattan bersedia ditemaninya bermain bola. Lihatlah Nattan, laki-laki kecil ini tengah berfikir menerima atau menolak tawaran dari Ilham.
“Nattan mau kak” ujar Nattan dengan semangat.
“Tapi...” Belum selesai Cinta melanjutkan ucapannya dua laki-laki tampan itu sudah berlari sembari memainkan bola yang sengaja memang Ia dan Nattan bawa dari rumah. Gadis cantik ini hanya mampu melihat adiknya bermain bola bersama dengan lelaki yang baru mereka kenal, awalnya Cinta takut bila Ilham adalah orang jahat yang mungkin akan menculik Nattan, namun pemikiran Cinta salah karena Ilham justru mampu membuat Nattan tersenyum.
“Dia berbeda” ujar Cinta.
Setelah puas bermain bola Nattan dan Ilham menghampiri Cinta yang menunggu mereka disebuah warung kecil yang terletak disekitar pantai, dua laki-laki tampan ini terlihat begitu kelelahan dan merasa dahaga. Nattan pun meminum kelapa muda yang terletak dihadapan Cinta, dan menyandarkan tubuhnya dengan manja pada bahu Cinta, dengan penuh kasih sayang Cinta membelai puncak kepala Nattan. Mereka terlihat begitu dekat dan itu membuat Ilham merasa cemburu karena dirinya tak pernah sedekat itu dengan Reza, yang ada setiap mereka bertemu hanyalah keributan atau saling diam.
“Kalian dekat banget ya” ujar Ilham memecahkan keheningan diantara mereka.
“Wajarlah karena kita sering menghabiskan waktu berdua baik itu dirumah maupun diluar rumah, kita juga harus menjaga karena Aku hanya punya Nattan dan Nattan hanya punya Aku” ujar Cinta.
“Memangnya orang tua kalian kemana ?” tanya Ilham.
“Dua tahun yang lalu mama dan papa ninggalin kita kesurga” jawab Nattan dengan polosnya dan itu membuat Cinta tersenyum, Nattan memang tau bila orang tuanya pergi kesurga dan suatu saat akan pulang kembali kerumah mereka, karena itulah pemahaman yang diberikan Cinta kepada adik kecilnya yang tak mungkin akan mengerti bila Cinta menceritakan yang sebenarnya. Nattan kembali asyik menikmati kelapa muda dihadapannya yang akan mubazir bila Ia acuhkan.
“Satu tahun yang lalu mama dan papa mengalami kecelakaan dan sejak saat itu Nattan hanya tau bila mama dan papa pergi kesuatu tempat yaitu surga dan suatu saat mereka akan kembali lagi bertemu dengan kita, mungkin yang ada kita yang akan menghampiri mama dan papa disurga sana” setetes air mata terjatuh dari pelupuk mata Cinta, dalam sehari ini Ilham sudah melihat dua gadis menitihkan air mata dihadapannya namun gadis kedua ini berhasil membuat hati Ilham tersentuh.
“Maaf Aku gak tau bila kejadiannya seperti ini” sesal Ilham.
“Santai saja Ham” ujar Cinta dengan senyum tipis dibibirnya dan itu semakin membuat Ilham jatuh hati dengan gadis dihadapannya ini.
“Makasih ya Ham, karena Kamu adik Aku bisa senyum seperti dulu. Saat Nattan lagi main sama Aku aja gak bisa senyum selepas saat sama Kamu, yang ada kalau lagi main sama Aku itu dia suka tanya kapan mama dan papa bisa main-main lagi sama kita dan Aku bingung harus jawab apa” ujarnya. Ilham sedikit demi sedikit dapat memahami bagaimana kehidupan Cinta sesungguhnya, dibalik wajah cantik Cinta tersimpan sejuta permasalah hidup yang sulit. Hidup berdua dengan adik kecilnya dan harus menghadapi keinginan adiknya yang selalu ingin bertemu orang tua mereka yang telah pergi, tak mungkin Cinta bisa mengabulkan keinginan adiknya kecuali bila adiknya yang harus menyusul kedua orang tuanya dan itu tak mungkin bisa Cinta biarkan, karena hanya Nattan orang yang Ia miliki dunia ini.
“Nattan mau gak bertemu dengan mama dan papa” penuturan Ilham ini membuat Cinta membolakan kedua bola matanya sedangkan laki-laki kecil itu menganggukan senyum dengan semangat.
“Kalau Nattan mau bertemu mama sama papa, Nattan gak boleh terus tanya sama kakak kapan mama dan papa pulang, nanti kak Cinta pasti sedih karena kak Cinta belum dikasih tau sama Tuhan kapan mama dan papa Nattan pulang. Nattan itu harus berdoa sama Tuhan supaya papa dan mama bahagia disurga sana, nanti suatu saat Nattan akan mengerti apa itu surga dan Nattan akan dipertemukan sama mama dan papa oleh Tuhan tapi bukan sekarang melainkan saat Nattan sudah dewasa. Pokonya intinya Nattan harus banyak doa sama Tuhan” tutur Ilham.
“Jadi Nattan harus doa apa sama Tuhan ?” tanya laki-laki kecil ini dengan gemasnya membuat Cinta dan Ilham tersenyum.
“Doa supaya mama dan papa bahagia disurga dan doa supaya kak Cinta dan Nattan selalu bahagia juga. Nattan mau janji sama kak Ilham buat kak Cinta selalu tersenyum” ujar Ilham. Lihatlah Cinta, gadis ini tersimpu malu akan penuturan Ilham yang terakhir.
“Nattan janji akan buat kak Cinta selalu tersenyum dan selalu doain mama dan papa” ujar Nattan. Cinta memeluk adik kecilnya, meski itu hanya janji seorang anak kecil namun Cinta berusaha untuk percaya pada Nattan. Cinta amat berharap bila janji Nattan benar-benar ditepati, agar dirinya tak perlu mencari jawaban adiknya selama ini tentang mama dan papa mereka.
“Makasih” ujar Cinta dan mendapat balasan senyuman dari Ilham. Ilham merasa senang dapat membuat gadis yang dicintainya tersenyum, setidaknya apa yang dilakukannya tadi dapat membuat Nattan tak menambah beban permasalahan hidup Cinta, sejak saat ini pula Ilham berjanji pada dirinya sendiri untuk menjaga Cinta dan juga Nattan karena mereka berdua Ilham belajar banyak akan arti kebersamaan.
Mereka pun menghabiskan waktu bersama dipantai ini dari sore hari hingga malam, segala macam aktivitas mereka lakukan dengan menghasilkan senyum yang pernah lepas dari bibir mereka saat beraktivitas bersama, dan ini membuat mereka merasa bahagia. Hingga malam tiba dan membuat mereka harus meninggalkan pantai dan kembali ketempat tinggal mereka. Ilham menawarkan mengantarkan Cinta dan Nattan pulang namun Cinta dengan lembut menolaknya karena tak mau merepotkan Ilham untuk yang kesekian kali dihari.
Ilham terus tersenyum mengingat kejadian dipantai hari ini, banyak hal yang dilakukannya bersama gadis yang dicintai sejak pandangan pertama, meski mereka (Ilham dan Cinta) tak menghabiskan waktu berdua namun itu tak mengurangi rasa bahagia Ilham karena keberadaan Nattan menambah rasa bahagia itu. Ilham menempel foto Cinta yang sudah dicetak pada sebuah styrofoam yang menempel pada dinding kamarnya, disana sudah ada beberapa lembar foto gadis yang tertempel, gadis-gadis tersebut merupakan mantan kekasih Ilham dan satu lembar foto yang baru tertempel merupakan gadis yang harus didapatkan cintanya oleh Ilham.


“Ini gadis yang kesembilan belas, dan Dia gadis yang berbeda dengan gadis-gadis sebelumnya. Semoga perasaan Ku ini tak bertepuk sebelah tangan dan kini saatnya Mengejar Cinta ke-19” ujar Ilham. Cinta adalah gadis kesembilan belas yang berhasil memikat hati seorang Ilham Fauzie, Ilham menilai bila Cinta berbeda dengan gadis yang dikenal atau bahkan mantan kekasihnya terdahulu, dengan sebuah keyakinan ilham bertekat Mengejar Cintanya ke-19 ini.

***
Laki-laki tampan ini masih meringkuk dibalik selimut tebalnya, kota Bandung tengah diguyur hujan hingga membuat pagi ini terasa begitu dingin. Ilham masih bersyukur karena hari ini Ia tak ada jam kuliah pagi melainkan Ia ada kuliah disiang hari. Dengan rasa malas Ilham meraih ponselnya yang berdering, seketika senyum merekah dibibir pria ini saat menatap layar ponselnya, sebuah pesan Ia dapatkan dari seorang gadis yang tengah menjalin pendekatan dengannya, pesan singkat dari gadis tersebut memberikan semangat positif untuk Ilham. Laki-laki tampan ini menatap layar ponselnya dengan sebuah senyum terus merekah dibibirnya, namun senyum itu luntur ketika sang mama mengetuk pintu kamarnya berulang kali, Ilham pun beranjak dari tempat tidurnya dan membuka pintu kamarnya.
“Mama ini kenapa pagi-pagi udah gedor-gedor pintu Ilham ?, mama lupa kalau hari ini Ilham gak ada kuliah pagi” kesalnya.
“Bukan itu Ham, tadi abang Kamu minta tolong buat anterin bukunya yang ketinggalan kekampus. Kamu bisakan antarkan buku ini kekampus” sebuah buku tebal terpampang didepan wajah Ilham, sungguh Ilham malas harus mengantar buku tebal milik abangnya, lagian juga diluar sana masih diguyur hujan meski hanya rintikan saja.
“Mah... suruh aja Reza buat pulang ambil bukunya yang tebal ini, lagian Ilham itu masih mau istirahat. Mama juga tau kan kalau semalam itu Aku tidurnya tengah malam karena nyelesaiin tugas, mama ga kasihan apa sama Ilham ?” ujar Ilham dengan tampang memelasnya agar sang mama mengurungkan niatnya yang meminta dirinya mengantarkan buku tebal milik abangnya.
“Iya mama tau Kamu semalam tidurnya tengah malam, apalagi ngerjain tugas ini semakin menambah beban Kamu. Terus kalau bukan Kamu yang nganter siapa lagi coba ? ya udah kalau Kamu gak mau biar mama yang berangkat naik taksi” ujar sang mama.
“Duh... jangan mah, biar Ilham aja yang anter buku milik bang Eja” ujar Ilham sembari meraih dan mengambil alih buku tebal yang tengah dibawa sang mama.
“Kamu sekarang banyak berubah ya Ham, mama lebih suka Kamu sekarang yang menuruti apa kata mama dan papa, Kamu sekarang juga kalau dirumah jarang banget main PS malahan Kamu lebih sering belajar, ini baru Ilham anak mama” ujar tante Vina selaku wanita yang telah melahirkan Ilham dan Reza. Ini sebuah keajaiban, biasanya sang mama yang selalu mengeluarkan nasehatnya agar Ilham berubah namun kini justru memuji anak bungsunya itu.
“Mama bisa saja” ujar Ilham dengan malu-malu. Memang benar kini Ilham seolah berubah kearah yang lebih baik sejak mengenal Cinta, banyak hal positif yang diajarkan oleh Cinta pada Ilham. Ilham dulu yang suka mencari ribut dengan orang sekitarnya kini berubah sifatnya menjadi sosok yang pendiam dan berbuat bila memang dibutuhkan, Ilham yang dulu lebih banyak bermain kini lebih mendahulukan pendidikannya, banyak terjadi perubahan yang terjadi pada Ilham hingga membuat orang disekitar merasa bahagia,
“Mama pengen tau siapa yang bisa buat anak mama berubah seperti ini ?” goda tante Vina hingga membuat Ilham kembali tersipu malu.
“Kalau gadis itu sudah menjadi kekasih Ilham, pasti nanti Ilham akan kenalin gadis itu sama mama” ujarnya.
“Oh... jadi orang yang buat anak mama berubah ini seorang gadis, buruan dilamar biar mama bisa segera punya cucu” goda tante Vani lagi.
“Mama ini masih kecil juga anaknya disuruh nikah” ujar Ilham dengan menggelengkan kepala dan senyum tak lepas dari bibirnya.
“Ya sudah, yang terpenting gadis itu baik dan mama pasti akan merestui hubungan kalian. Ga usah lama-lama pendekatannya, buruan jadiin pacar sebelum gadis itu menjadi milik orang lain. Mama mendukung Kamu sayang” ujar tante Vina lalu beranjak pergi meninggalkan Ilham. Laki-laki tampan ini bersyukur sudah mendapat restu dari sang mama untuk menjalin kasih dengan Cinta, kini menunggu waktu yang tepat bagi Ilham untuk mengungkapkan perasaannya pada Cinta dan berharap bila perasaannya tak bertepuk sebelah tangan, semoga.

***
Kaki lelaki tampan ini melangkah dengan ringan menyusuri koridor kampus tempatnya mencari ilmu, tujuannya utama bukan menuju kelasnya dihari ini melainkan menuju tempat dimana kakaknya berada kini. Kaki Ilham terus melangkah menuju taman kampus disana kakaknya berada, matanya menyusuri setiap detail taman kampus yang bisa dibilang cukup luas ini, dilihatnya seorang pria tak asing tengah duduk dibawah sebuah pohon rindang bersama seorang gadis. Gadis itu sepertinya sudah tak asing lagi dipenglihatan Ilham, saat Ilham melangkah mendekat kearah mereka namun gadis cantik itu sudah berlalu pergi, namun itu tak mengurungkan niatnya untuk menghampiri Reza.
“Bang ini buku yang Loe minta” ujar Ilham sembari memberikan buku tebal yang dibawa pada Reza.
“Makasih ya Ham” ujar Reza.
“Cewek tadi yang duduk disamping Loe siapa ?” tanya Ilham.
“Oh... dia junior dijurusan Gue dan dia juga cewek inceran Gue setahun lebih ini, doain ya semoga Gue bisa jadiin dia kakak ipar Loe” jawaban Reza membuat Ilham cukup terkejut, jadi gadis tadi merupakan gadis yang dicintai oleh sang kakak, bahkan Reza sudah saling mengenal cukup lama jauh sebelum Ilham mengenal Cinta. Apa lagi-lagi Ilham harus merelakan gadis yang dicintainya kepada Reza, bila Ilham membiarkan Cinta menjalin kasih dengan Reza itu tandanya ketiga kalinya Ilham kalah dengan Reza dalam hal asmara, dan kini Ilham sudah berfikir tak akan membiarkan hal itu terjadi, bila Ilham berhasil mendapatkan Cinta itu tandanya Reza dapat merasakan apa yang dulu Ia rasakan.
“Za, andai kalau Gue rebut cewek inceran orang gimana ?” tanya Ilham dengan mencoba meredamkan amarahnya.
“Sah sah aja, lagian baru inceran juga belum tentu jadi pacarnya. Yang udah pacaran bahkan udah nikan aja bisa direbut asalkan cowok sama ceweknya saling suka, bukan karena alasan lain” tutur Ilham.
“Makasih atas sarannya, Loe memang abang Gue yang paling baik” ujar Ilham dengan senyum yang mengembang dibibirnya, setidaknya penuturan Reza memberikan restu pada dirinya untuk merebut Cinta dari Reza.
“Memang Loe mau rebut inceran siapa ?” tanya Reza.
“Suatu saat Loe akan tau dan dia akan rasain apa yang dulu pernah Gue rasain. Gue cabut bang karena udah ditunggu sama anam-anak buat ngerjain tugas kelompok” ujar Ilham dan berlalu pergi meninggalan Reza yang masih diselimuti rasa penasaran akan pertanyaannya, namun Reza berharap kalau yang dimaksud oleh Ilham adalah orang disekitarnya atau termaksud dirinya, akan tetapi mungkin bukan Reza karena Reza tak pernah merasa merebut gadis yang diincar oleh Ilham, itu hanya Reza yang merasakan namun amat berbanding dengan yang dirasa Ilham.

***


Sebuah rencana telah disusun oleh Ilham secara rapi untuk melancarkan tujuannya malam ini, hingga melibatkan seorang anak kecil. Kini laki-laki ini sudah terlihat rapi dengan kaos berwarna hitam dilapisi dengan blezer biru tua beserta dengan celana dan sepatu berwarna hitam, dengan langkah pasti Ilham melangkah menuruni anak tangga rumahnya, diruang keluarga sudah berkumpul orang tua beserta sang kakak yang tengah bercengkrama. Ilham datang menghampiri mereka untuk berpamitan atau tidak meminta doa restu agar tujuannya hari ini dapat tercapai dengan baik.
“Anak mama mau kemana kok rapi banget ?” tanya sang mama.
“Mau nembak calon menantu mama, doain ya supaya dia mau jadi pacar Ilham” jawab Ilham dan meminta doa kepada orang tuanya.
“Mama sama papa dan abang Kamu bakal doain yang terbaik buat Kamu” ujar tante Vina.
“Tapi tetap ingat jangan pulang tengah malam dan jangan macam-macam dengan anak gadis orang” pesan sang papa.
“Kalian tenang saja Aku gak akan macam-macam paling juga tiga macam hehehe...”
“Gak kok kalau Ilham sama gadis itu mana mungkin Ilham berani macam-macam sama dia” lanjut Ilham.
“Ya sudah berangkat sana takut gadisnya kabur karena nungguin Loe lama-lama” ujar Reza.
“Ilham pergi” laki-laki tampan ini beranjak keluar rumah menuju mobilnya yang baru Ia dapat beberapa hari yang lalu dari sang ayah, sang ayah memberikan mobil ini sebagai sebuah karena perubahan pada diri Ilham beberapa minggu ini. Benda besi bergerak ini membawa Ilham menuju rumah gadis yang mungkin beberapa menit lagi menjadi kekasihnya, sesampainya disana seorang laki-laki kecil dan perempuan paruh baya datang menghampirinya.
“Nattan harus ngapain kak sekarang?” tanya bocah lelaki ini yang ternyata adalah Nattan.
“Hem... Nattan cari tempat sembunyi ditaman belakang ditemani sama bi Inah, nanti kalau kak Ilham sama kak Cinta udah sampai ditaman belakang dan panggil-panggil nama Nattan barulah Nattan keluar lalu kasih bunga ini sama kak Cinta, setelah itu bi Inah tau kan apa yang harus dilakuin ?” jelas Ilham.
“Saya mengerti den” jawab bi Inah.
“Sekarang Nattan sembunyi sana, sebentar lagi kak Cinta pasti udah teriak-teriak cariin Nattan” titah Ilham dan Nattan mengacungkan kedua jempol tangannya lalu berlalu bersama bi Indah, tak berselang lama apa yang Ilham kata-kan pada Nattan benar-benar terjadi, seorang gadis cantik dengan langkah tergesah-gesah datang menghampirinya.
“Ham, Nattan hilang” ujar gadis cantik ini.
“Mana mungkin Nattan bisa hilang sedangkan Kamu kan dirumah sama Dia” ujar Ilham.
“Tadi itu Nattan minta ambilin minum terus saat Aku balik Dia udah gak ada Ham”
“Kamu udah cari didalam rumah ?” tanya Ilham.
“Udah Ham, disemua sudut ruangan dirumah ini udah Aku cari tapi Nattan gak ada. Aku takut terjadi sesuatu sama Nattan Hiks, Nattan dimana Kamu hiks hiks hiks” Cinta berhambur memeluk Ilham dan air mata itu kini kembali menetes, membuat Ilham merasa bersalah telah membuat air mata Cinta menetes, padahal sejak hari itu Ilham sudah berjanji akan membuat Cinta merasa bahagia. Ilham mendekap Cinta dengan hangat berharap agar Cinta tenang dan tak membuat Ilham terjebak rasa bersalah.
“Kita cari Nattan sampai ketemu dan Aku mohon sama Kamu jangan nangis, karena setetes air mata Kamu itu kesakitan buat, jadi Aku mohon Kamu bersedia janji sama Aku tak akan menangis kembali” ujar Ilham. Ilham melepas pelukannya dan menghapus air mata Cinta yang menetes, dalam hati Ilham mengutuk dirinya sendiri telah membuat Cinta menangis. Melihat air mata Cinta membuat Ilham lupa akan niatnya untuk membalas dendamnya pada Reza melalui Cinta namun Ilham kini tak tegah untuk melakukan semua itu, melihat air mata Cinta membuatnya semakin bertekad untuk menjaga dan membuat Cinta selalu tersenyum bukan membuatnya kembali menangis akan ulahnya.
“Sekarang kita cari Nattan disekitar sini saja mungkin Nattan lagi main-main. Kamu udah cari dia ketaman belakang ? mungkin saja dia ada disana” tanpa mendengar persetujuan dari Cinta, Ilham membawa gadis cantik ini menuju taman belakang, taman ini begitu gelap membuat Cinta merasakan takut.
“Nattan... Nattan... Nattan...” teriak Ilham dan seorang bocah kecil berdiri dihadapan mereka, itu membuat Cinta semakin ketakutan karena Cinta tak dapat melihat dengan jelas wajah bocah kecil tersebut.
“Aku takut” Cinta merangkul denga kuat lengan Ilham dan menyembunyikan wajahnya disana, seketika taman belakang ini terang disinari oleh sinar lampu. Cinta masih saja menyembunyikan wajahnya dilengan Ilham dan mengungkap rasa takutnya.
“Ham mendingan kita cari Nattan ditempat lain, mana mungkin Nattan berani ada ditempat gelap ini” ujarnya membuat Ilham dan Nattan terkekeh geli, mendengar suara Nattan membuat Cinta memberanikan diri untuk menatap apa yang ada dihadapannya, Cinta terkejut dengan apa yang dilihatnya, Cinta segera beranjak dan memeluk adik kecil namun sayang Nattan menghindar.
“Kak Cinta boleh peluk Nattan asalkan kakak terima bunga ini” ujar Natta sembari menunjukkan setangkai bunga yang dibawa-nya.
“Bunga dari Nattan ?” tanya Cinta.
“Bukan, bunga itu dari Aku buat Kamu. Bunga itu bisa Kamu ambil dari Nattan kalau Kamu mau jadi pacar Aku lalu menciumnya dan bila Kamu menolak ambil bunga itu lalu buang, Aku berharap Kamu ambil bunga itu dan menciumnya” tutur Ilham.
“Kenapa harus ngelibatin Nattan coba ? dia masih anak kecil gak baik mengerti masalah seperti ini” kesal Cinta.
“Kak Cinta gak boleh marah-marah sama kak Ilham, sekarang yang harus kakak lakuin itu ambil bunga ini dan cium, karena Aku mau kakak Ilham jadi kakak Aku juga” ujar Nattan. Cinta menatap Ilham dan Nattan secara bergantian, kini pandangan matanya tak lepas dari setangkai mawar merah yang tengah dipegang oleh Nattan. Cinta kini dibuat bimbang dengan persaannya sendiri, namun Cinta tak dapat membohongi bila hatinya sudah dimiliki oleh seorang lelaki hampir sepenuhnya. Cinta mulai meraih setangkai mawar merah tersebut. Lihatlah Ilham, perasaan laki-laki ini semakin tak menentu ketika Cinta meraih setangkai mawar merah tersebut, Ilham takut bila Cinta akan membuat mawar tersebut, dan bayangan Ilham mungkin akan terjadi saat tangan kanan Cinta mulai terangkat lalu siap membuang setangkai mawar tersebut, Ilham memejamkan mata karena tak mau melihat hal itu terjadi, biarlah Ia sakit namun tak sesakit saat Cinta membuang mawar tersebut.
“Kak...” ujar Nattan seolah melarang sang kakak membuang setangkai mawar merah tersebut, namun pemikiran Ilham dan Nattan itu salah, ternyata Cinta tak membuang setangkai mawar tersebut melainkan mencium mawar tersebut, Ilham yang sudah membuka kelopak matanya cukup terkejut dengan apa yang dilihat, lihatlah Nattan bersorak riah seperti Ia tau rasa bahagia yang dirasakan oleh Ilham dan bahkan Cinta, tak lama kemudian bi Inah datang membawa 18 tangkai bunga mawar merah melengkapi setangkai bunga sebelumnya. Ilham memberikan 19 tangkai mawar merah, entah apa maksudnya biarlah Ilham yang mengetahui.
Mulai terdengar suara petasan dan itu membuat Nattan, Ilham dan Cinta menatap keawan hitam diatas sana, terdengar beberapa bunyi petasan yang justru membuat Nattan merasa senang. Cinta kembali dapat melihat betapa bahagianya Nattan ketika berada didekat Ilham, keputusannya menerima bukanlah kesalahan melainkan sebuah kebenaran, keberadaan Ilham bukan hanya membuat Nattan merasa bahagia namun juga Cinta. Malam ini bukan hanya malam kebahagiaan untuk sepasang kekasih baru ini tapi juga untuk Nattan, mereka menghabiskan malam ini dengan bermain bersama dan menyalakan petasan yang beberapa saat lalu dibeli oleh, tanpa mereka ketahui seorang pria menyaksikan apa terjadi ditaman belakang rumah Cinta ini sudah cukup lama, pria ini mengepalkan tangannya merasa kesal akan apa yang dilihatnya, tak ingin amarahnya meluap pria ini berajak meninggalkan tempatnya berada.

***
Pagi ini Ilham terlihat begitu semangat untuk menjalani waktu kedepan, kakinya melangkah dengan pasti beranjak keluar kamar, seorang pria tampan telah berdiri didepan pintu kamarnya dan itu membuat Ilham terkejut, alis mata Ilham menaut karena merasa aneh dengan tatapan yang didapatkan dari Reza, tatapan Reza seolah penuh amarah dan siap menerkamnya begitu saja, membayangkan itu membuat Ilham merasa ngeri.
“Gue beri peringatan sama Loe, jangan pernah main-main” Ilham dibuat bingung dengan penuturan Reza, Ia merasa tak pernah main-main bersama dengan Reza, karena sekarang Ilham sadar bila menjadi orang yang dipermainkan amatlah sakit, tapi entahlah apa yang dimaksud oleh Reza.
“Maksud Loe apa coba bang ?” tanya Ilham.
“Gue pastiin semua akan selesai karena Gue gak akan pernah biarin niat jahat Loe” Reza beranjak pergi meninggalkan Ilham yang masih tak memahami dengan penuturan Reza yang mengancam, Ia masih tak merasa membuat kesalah sehingga membuat kakaknya murkah. Ilham tak mau terlalu ambil pusing mungkin saja kakaknya itu tengah mengalami gejala keanehan yang menyerang tiba-tiba, yang pasti kini Ilham sudah tak sabar untuk sampai dikampus, menyelesaikan jam-jam kuliah yang harus dijalani hari ini dan setelah itu Ia dapat menghabiskan waktunya bersama dengan kekasih barunya.

***
Gadis ini dibuat tak percaya dengan penuturan seorang laki-laki dihadapannya, mana mungkin laki-laki yang amat Ia cintai bisa berbuat setega itu pada dirinya, sedangkan laki-laki itu telah berjanji akan membuatnya selalu bahagia, namun Cinta juga amat mempercayai perkataan Reza karena Cinta tau benar bagaimana Reza sedangkan kini Cinta pula tau bila Reza adalah kakak kandung dari Reza.
“Kalau Kamu memang gak percaya sama kakak lebih baik Kamu tanya sendiri pada Ilham, kakak hanya gak mau Kamu disakiti Ilham karena sebenarnya.... sudahlah yang terpenting Kamu tau sebenarnya” ujar Reza.
“Aku...” Cinta.
“Kakak tau Kamu pasti sama sekali gak akan percaya dengan apa yang telah kakak bilang, coba Kamu cari tau dahulu kebenarnya. Itu ada Ilham mau kesini, lebih baik kakak pergi dulu lagian juga kelas udah mau mulai, bye” Reza berlalu pergi hingga bayangannya tak lagi terlihat dan Ilham datang menghampiri Cinta.
“Udah lama nungguin Aku ?” tanya Ilham.
“Lumayan” jawab singkat Cinta. Kini mereka tengah berada disebuah cafe yang terletak dibagian ujung universitas, siang ini cafe terlihat tak begitu ramai mungkin karena banyak mahasiswa yang masih ada kelas. Ilham dan Cinta duduk saling berhadapan, tidak ada pembicaraan diantara mereka, Cinta hanya menundukkan kepala merasa tak mampu untuk menatap Ilham setelah apa yang didengar dari Reza tentang Ilham yang sesungguhnya. Sedangkan Ilham dibuat bingung, mengapa tiba-tiba saja Cinta terlihat acuh padanya.
“Kamu ini kenapa ? ada masalah ? coba cerita sama Aku” ujar Ilham memecahkan keheningan diantara mereka. Cinta berusaha menatap Ilham, meyakinkan dirinya sendiri bila yang Reza bilang merupakan sebuah kebohongan, kini saatnya Cinta harus mengetahui kebenarannya.
“Aku mau Kamu jawab dengan jujur pertanyaanKu” ujar Cinta.
“Aku akan selalu bersedia menjawab pertanyaanKu dengan jawaban yang paling jujur” Ilham tersenyum begitu manis namun itu semakin membuat Cinta merasa sakit karena senyum Ilham baginya sebagian kecil kebohongan yang disimpan oleh Ilham.
“Apa Kamu menjadikan Aku sebagai perantara agar dendam Kamu dapat terbalas ?” tanya Cinta dengan menatap lekat kedua bola mata Ilham, berharap Cinta dapat menemukan jawaban yang sejujurnya.
“Kamu... Kamu bicara apa ?” tanya Ilham. Laki-laki ini mulai merasa resah dengan pertanyaan yang terlontar dari bibir Cinta, dari mana Cinta dapat mengetahui apa yang dulu pernah Ilham rencanakan ?, Ilham mulai teringat akan sosok Reza dan Ilham begitu yakin bila Cinta mengetahui ini semua dari Reza, namun Ilham tak mungkin menyalahkan Reza karena semua ini salahnya yang tak pantas Ia menyalahkan orang lain.
“Dengan Kamu diam Aku sudah tau jawabannya, selama ini Kamu hanya mempermaikan Ku saja, perasaan tulusKu terbalas dengan rasa sakit. Cukup sampai disini dan Aku mohon jangan pernah Kamu terlihat dihadapan Ku dan Nattan, karena dengan melihat Kamu semakin membuat luka dihati ini amat sakit” Cinta hendak beranjak dari duduknya, dengan sigap Ilham meraih pergelangan tangan Cinta hingga menghentikan gadis yang telah disakitinya itu melangkah.
“Aku akan jelaskan semuanya, itu tak seperti apa yang ada dalam fikiran Kamu” dengan kasar Cinta melepas tangan kanan Ilham yang mencengkram pergelangan tangannya.
“Menurut Aku sudah tak ada yang perlu dijelaskan, karena bagi Aku penjelasan dari Kamu itu sebuah kebohongan, karena seorang yang berbohong sekali akan melakukan kebohongan yang lebih besar untuk menutupi kebohongan yang sebelumnya” Cinta.
“Setidaknya kini Aku tak menangis karena Aku masih teringat janji kepadaMu tak akan menangis, meski Kamu hanya manusia yang penuh denga kebohongan, akan tetapi setidaknya Aku tak akan mengingkari janji Ku, berbanding terbalik dengan banyak janji yang kamu ucapkan tapi semua hanya kebohongan” lanjutnya. Cinta berlalu pergi meninggalkan Ilham, sedangkan Ilham terpaku dengan semua penuturan Cinta, itu semua mungkin benar tetapi ada suatu hal yang tak dapat diingkari bila rasa itu seutuhnya ada untuk Cinta bukan hanya sebuah permainan saja. Ilham dibuat sengsara dengan sebuah hal yang hanya sebuah rencana yang batal untuk terlaksana, tetapi akibatnya membuat semuanya hancur.

***
Sejak kejadian itu pula Ilham tak dapat bertemu dengan Cinta, bukan hanya Cinta yang dirindukan oleh Ilham melainkan sosok bocah kecil bernama Nattan juga. Cinta seolah menghilang sejak kejadian tersebut atau hanya saja Cinta menjauh dari Ilham dan tak memungkinkan Ilham dapat bertemu dengan Cinta. Berulang kali Ilham datang menghampiri rumah Cinta namun jawabannya selalu sama bila Cinta tak ada dirumah, kampus pun tak luput dari sebagian tempat Ilham mencari keberadaan Cinta. Ilham mulai menyerah dengan keadaan ini, sudah pupus harapannya untuk bertemu dengan Cinta untuk menjelaskan semua kesalahan ini. Sejak kejadian itu pula Ilham menjadi sosok pria yang begitu pendiam, bicara hanya seperlunya saja. Reza yang menyadari perubahan Ilham mulai merasa bersalah, kesalahan yang dilakukan Ilham bukan sepenuhnya salah Ilham melainkan Reza juga penyebabnya.
“Loe sampai kapan mau gini terus ? ini bukan Ilham yang Gue kenal. Mana pernah seorang Ilham Fazie patah hati gara-gara cewek, yang ada cewek nangis darah karena Loe putusin” ujar Reza.
“Ini karma buat Gue kali bang, dulu Gue selalu putusin cewek begitu aja karena alasan yang sepele. Banyak cewek yang nangis karena Gue dan kini saatnya semua terbalik, Gue dibikin nangis sama cewek. Kadang Gue mikir kalau ini konyol dan ini bukan Gue yang sesungguhnya, tapi rasa itu gak bisa bohong kalau Gue bener-bener cinta mati pada Cinta” ujar Ilham.
“Kalau Loe bener-bener cinta mati sama Cinta, Loe harus kejar kali. Mengejar Cinta ke-19 hahaha” Reza.
“Dari mana Loe tau tentang Mengejar Cinta ke-19 gak usah jadi orang yang sok tau Loe bang”
“Gue bukan sok tau ya Ham, Gue lihat itu foto mantan-mantan Loe dan diurutan ke sembilan belas itu ada foto Cinta dan Loe masih suka sama Cinta bukan ?, itu tandanya Loe harus berjuang Mengejar Cinta dan dia gadis ke-19 yang Loe jadiin pacar” jelas Reza.
“Loe rela kalau Cinta buat Gue ?” tanya Ilham.
“Loe udah hampir sebulan ini nutup diri sampai-sampai Loe gak tau kalau abang Loe paling ganteng ini udah punya pacar, Gue sadar kalau rasa Gue sama Cinta itu hanya sebatas rasa sayang kakaknya ke adiknya. Sekarang Loe harus perjuangin cinta Loe itu, Gue dukung” tutur Reza sembari memberikan semangat kepada adiknya.
“Gue aja gak tau Cinta ada dimana, mana mungkin Gue bisa perjuangin perasaan Gue ini bang. Mungkin udah saatnya Gue memulai suatu yang baru tanpa Cinta dan Nattan, biarlah mereka menjadi kenangan manis dimasa lalu” Ilham sudah berputus asa Mengejar Cinta ke-19 nya dan mulai merelakan semua yang terjadi kini, ini adalah takdir yang harus diterima. Ilham terus berharap suatu saat dapat bertemu kembali dengan Cinta meski hanya sekedar untuk mengucapkan kata maaf dan bila Cinta bahagian dengan orang lain Ilham akan merelakan, asalkan Cinta bahagia.
“Cinta yang akan mempertemukan kalian” ujar Reza dan beranjak pergi meninggalkan kamar Ilham. Kini hanya ada Ilham sendiri diruang kamar bernuansa hijau ini, senyum tipis merekah dibibirnya, setidaknya merelakan semua yang terjadi dapat membuat perasaannya merasa lega.
Telinga Ilham mulai terganggu dengan suara berisik diluar sana, laki-laki ini ingin mengetahui apa yang menyebabkan keberisikan tersebut. Dengan rasa penasaran Ilham mulai membuka pintu utama rumahnya dan Ia mendapatkan sebuah kejutan dari orang-orang terkasihnya, dihadapannya sudah ada Nattan dan mungkin disini pula ada Cinta namun gadis itu tak terlihat, setidaknya Ilham cukup merasa bahagia karena dapat bertemu dengan Nattan.
“Happy Birthday to You... Happy Birthday to You...“ suara ini sudah tak asing lagi bagi Ilham, terlihat Ilham begitu bahagia dengan kehadiran gadis cantik ini, ini seolah mimpi bila Cinta datang disaat ulang tahunnya ke-19. Ilham masih tak percaya dengan keberadaan Cinta dan menganggap ini semua hanya mimpi, tetapi bila ini mimpi Ilham tak ingin terbangun. Namun Cinta menyadarkan bahwa ini sebuah kenyataan bukanlah mimpi, penuturan Cinta membuat Ilham tersadar lalu segera berhambur memeluk Cinta namun terhalang Nattan yang berdiri didepan Cinta.
“Kak Ilham gak boleh peluk-peluk kakak Aku, sebelum tiup lilin dan beri Aku potongan kue ulang tahun yang dibawa sama kak Cinta” ujar Nattan dengan polosnya sehingga membuat semua orang tertawa dibuatnya. Ilham pun melakukan apa yang diinginkan oleh Nattan, sebelum meniup lilin Ilham mengucapkan sebuah harapan diusianya yang ke-19 ini.
Semoga SMASH selalu jadi yang nomor satu dihati para SMASHBLAST, dan semua doa kalian diusia Ku yang ke sembilan belas tahun ini dapat terkabul” ujar Ilham.
Aminnn.....” kita semua.

Hari ini Ilham merayakan ulang tahun ke-19 dengan penuh suka cita, dihari ini semua orang yang tersayang berada disamping memberikan sebuah ucapan syukur atas pertambah usia seorang Ilham Fauzie, angka 19 bukanlah sebuah angka yang kecil namun bukan angka yang besar, inilah angka jalan dimana Ilham menuju gerbang kedewasaan. Tanpa sebuah pesta yang besar tak membuat Ilham berkecil hati karena dengan kehadiran orang terkasihnya membuat Ilham sudah merasa amat bersyukur apalagi dengan semua yang telah dicapai.
“Bagaimana Kamu bisa ada disini ?” tanya Ilham pada Cinta seusai perayaan kecil ulang tahunnya terlaksana dengan lancar.
“Aku ada disini karena usaha Kamu Mengejar Cinta ke-19” ujar Cinta.
“Kamu....”

Tamat/The End.