Sabtu, 26 Oktober 2013

It Hurt’s




Main Cast :
- Bisma Karisma as Bisma
- Sandara park as Dara
- Chae Rin Lee as Caerin


...
Air mata Dara sudah tak dapat dibendung lagi, matanya memanas melihat pria yang berstatus sebagai kekasihnya berjalan dengan gadis lain. Ini bukan yang pertama Bisma menghianati dirinya namun ini sudah yang kesekian kali. Kaki jenjangnya melangkah dengan berat mendekat kearah Bisma. PLAKKK, sebuah tamparan yang keras mendarat pada pipi kanan Bisma. Sedangkan gadis yang bersama Bisma berlalu begitu saja, tanpa sepatah kata yang terucap.
“Cukup kamu buat Aku sakit Bisma” ucap Dara dengan deraian air mata. Gadis ini melangkah pergi, namun sebuah tangan menariknya dalam sebuah dekapan yang nyaman.
“Maaf kalau Aku kembali melukai diriMu” Bisma semakin mempererat pelukannya. Dara memberontak dengan terus memukul dada bidang Bisma, namun entah mengapa sulit sekali tubuhnya pergi menjauh meninggalkan Bisma. Pria berbehel ini terus saja mengeluarkan alasan-alasan yang sudah sering kali Dara dengar. Dara dibuat muak dengan semua kata demi kata yang terlontar dari bibir Bisma, ingin sekali tangannya menampar keras bibir itu, sebuah bibir yang sering kali membuatnya mudah untuk memaafkan Bisma. Dara bungkam membiarkan Bisma berbicara, hingga pria ini merasa lelah untuk berucap.
“Kita putus” puas dengan diamnya Dara bersuara lalu beranjak pergi. Bisma mencoba untuk mencegah namun sia-sia saja Dara tak memperdulikan dirinya.



...

Cinta itu memang masih tersimpan rapi, namun penghianatan itu sudah mengubah segalanya. Cinta yang ada sudah tertutup oleh semua kebencian, kebencian yang disebabkan akan ulahnya sendiri. Beribu kata maaf terus terlontar, tetap saja tak ada sebuah jawaban yang pasti.
“Ra... Aku mohon maafin Aku” ucap Bisma dengan tampang memelasnya. Dara melirik sekilas kearah Bisma, lalu menghempaskan dengan kasar tangan Bisma pada lengannya. Tatapan Dara begitu sinis ke Bisma, Ia seperti ingin menelan hidup-hidup pria dihadapannya ini.
“Terlambat kalau Kamu menyesal sekarang, selama ini Aku selalu memberi Mu kesempatan tapi apa balasannya” Dara menitihkan air mata mengingat kembali kebodohan dirinya selama ini. Bodoh sekali seorang gadis yang cantik ini berulang kali terbuai dengan kata-kata manis Bisma.
“Terlambat... tapi cinta Kamu untuk Aku pasti masih ada, jadi Aku mohon kembali pada Ku” ucap Bisma menatap intens wajah cantik gadis yang sudah berkali-kali Ia lukai. Hati Bisma merasa sakit melihat gadis yang Ia cintai berulang kali menangis karena ulahnya. Jari-jari Bisma dengan lembut menghapus butiran air mata yang mengalir dipipi milik Dara. ‘Happ’ Bisma merengkuh tubuh mungil Dara dalam pelukannya, memberikan ketenangan pada diri Dara.

...
Semilir angin malam begitu menusuk kulit, namun gadis ini tak beranjak dari tempatnya. Ia menunggu suatu hal yang tak pasti, entah harus berapa lama lagi Ia menunggu kedatangan sosok pria yang sudah berulang kali menyakiti dirinya. Beribu pertanyaan muncul dalam benaknya, apa Bisma sudah tak lagi mencintainya hingga tega berulang kali membuatnya terluka.
“Kini Ku sadar kalau kamu memang tercipta bukan untuk Ku” hati Dara terasa sakit yang teramat menerima semua kenyataan ini. Kaki jenjangnya melangkah dengan gontai meninggalkan taman kota yang sudah hampir 2jam lamanya Ia berdiam diri disana. Sosok Bisma benar-benar sudah membuat Dara hancur, semua kata-kata manis Bisma tak ada yang terbukti, semua hanya buaian semata.

...
Rasa sakit dalam hatinya, Dara luapkan dengan menangis semalaman, entah ingin sekali Ia melupakan semua kenangan bersama Bisma namun itu sangat sulit. Bayangan Bisma yang selalu melukai dirinya, kata-kata manis Bisma selalu berputar silih berganti dalam benaknya. Semalaman menangis membuat Dara tak tidur, hingga matanya mampu terpejam saat jam menunjukan pukul 02.26 WIB. Berulang kali pria tampan ini mengetuk pintu berwarna coklat ini, namun tak ada jawaban dari sang pemilik kamar. Bodoh kenapa Ia tak mencoba memutar handle pintu saja, karena ternyata pintu kamar gadisnya tak terkunci. Senyum tipis tampak pada wajah manisnya, begitu terlihat nyenyak sekali tidur Dara hingga membuatnya ragu untuk mengusik. Jari-jari lentik Bisma membelai lembut pipi putih Dara, membuat gadis ini terusik dari tidurnya. Mata sipit Dara menatap sekilas wajah Bisma lalu Ia menampik tangan Bisma dari wajahnya.
“Lebih baik Kamu pergi” Dara begitu dingin berucap.
“Kenapa (?)” tanya Bisma. Mata Dara menatap dengan sinis, namun Bisma membalas dengan sebuah senyum yang mempesona, membuat siapa saja yang melihatnya akan terpikat padanya, dan itu berlaku pula untuk Dara. Entah mengapa senyum Bisma mampu membuat hati Dara kembali luluh, gadis ini berhambur memeluk tubuh cungkring Bisma meluapkan sakit hati yang Ia rasa. Bisma perlahan meceritakan kejadian semalam hingga Ia tak bisa datang menemui Dara, entah benar apa tidak apa yang Bisa kata namun Dara percaya.

...
Lelah, telah lelah Dara mencoba memahami Bisma yang terus saja membuatnya terluka. Berulang kali Dara selalu mengerti Bisma namun kapan Bisma dapat mengerti Dara, apa sampai Dara akan pergi jauh dari Bisma. Pergi jauh ? yah lebih baik Dara menjauh dari Bisma hingga pria itu sadar akan apa yang telah dilakukan.
“Apa ini akan berhasil agar membuatnya berubah (?)” fikir Dara.
“Yah ini pasti akan membuatnya jerah dan kembali menjadi Bisma manis milik Dara” lanjutnya. Dara segera beranjak dari duduknya meraik koper berukuran sedang, memasukan beberapa pakaiannya kedalam koper sekiranya cukup untuk dipakai beberapa hari. Dengan kopernya Dara keluar kamar yang sebenarnya berat untuk ditinggalkan, tapi ini jalan yang baik agar semua dapat kembali seperti semua, kalau memang tak kembali setidaknya Dara dapat bebas sejenak dari semua masalahnya dengan Bisma.

...
Pagi ini Bisma dibuat kalang kabut karena tak bertemu dengan kekasihnya, meski ada seorang gadis yang tengah bergelayut manja dilengannya. Dara ? yah memang Dara yang tengah Bisma cari, seorang gadis yang telah dilukainya berulang kali. Tangan kekarnya dengan kasar menarik lengan seorang gadis dengan kasar, membuat gadis itu menatapnya kesal.
“SudahKu bilang Aku tak tau ada dimana Dara” sentak Caerin selaku sahabat Dara. Kini mereka menjadi tontonan teman satu kampus mereka, namun Bisma tak peduli dengan semua itu yang terpenting Ia segera tau dimana gadisnya.
“Dia sudah bilang tak tau dimana Dara jadi tak usah dipaksa, lagian kenapa kamu cari Dara sedangkan Aku disini selalu ada didekatMu” Bisma muak melihat gadis yang tengah merangkul lengannya dengan kasar Bisma melepas rangkulan gadis yang mungkin berstatus sebagai selingkuhannya itu.
“Kita putus jadi cukup sudah kamu mengikuti Ku” mata gadis ini membola tak terkecuali Caerin, dengan mudahnya Bisma mengatakan putus, memang pria ini PlayBoy cap kapak. Perasaan yang kesal membuat mantan selingkuhan Bisma berlalu begitu saja tanpa berucap, cukup tau diri kalau dirinya memang hanya seorang selingkuhan yang harus tau apa akibatnya.
“Sekarang cepat kata dimana Dara berada (?)” Caerin tersenyum sinis, Bisma kira dengan mudah memaksanya itu salah besar, Caerin tak akan membiarkan Bisma membuat luka dihati Dara lagi.
“Ikatan batin kalian yang akan mempertemukan kalian kembali” ucap Caerin lalu pergi dari hadapan Bisma. Bisma mengacak frustasi rambutnya, bingung harus kemana untuk bertemu dengan Dara. Bodoh, begitu bodoh dirinya telah melukai Dara yang begitu tulus mencintai dirinya. Semua kenangan saat hubungan mereka baik-baik saja mulai terputar dalam benak Bisma.
“Aku begitu suka dengan air dan pasir, melihatnya membuat Ku nyaman dan bahagia. Sering ketika Ku masih kecil datang kepantai ini bersama dengan mama dan papa, tapi sekarang semua itu hanya kenangan karena mereka sibuk dengan urusannya sendiri” perkataan Dara beberapa bulan lalu saat mereka berlibur bersama terekam jelas oleh Bisma. Yah kini Bisma tau harus melangkah kemana untuk mencari Dara, tempat itu satu-satunya yang Bisma tau kalau Dara suka kunjungi.

...
Deburan ombak silih berganti menerpah lembut kulit kaki Dara dan Bisma, mereka tengah menikmati indahnya pantai pada sore hari menunggu terbenamnya matahari. Saat tengah lelah mereka duduk berdampingan dibawah pohon kelapa, Bisma menyandarkan tubuhnya pada batang pohon sedangkan Dara bersandar pada bahu Bisma. Dugaan Bisma tepat kalau Dara pergi kebali datang kepantai kuta, pantai dimana Dara dan Bisma pernah berlibur bersama dan kini terulang kembali namun dengan keadaan yang berbeda.
“Sampai kapan kamu akan melukaiKu, bila memang kamu tak cinta lepaskan Aku” ucap Dara lirih. Sungguh sakit hatinya mengingat berulang kali Bisma menduakan dirinya tapi dengan mudah pula Dara memaafkan Bisma, rasa ini memang rasa yang aneh, apa cinta yang telah membuat Dara bodoh dengan keadaan, keadaan yang selalu jatuh tak berdaya dihadapan Bisma.
“Percayalah kalau Aku tak akan mendua lagi, karena dulu Aku hanya ingin mencari suasana yang baru. Ku kira suasana baru lebih bahagia dibanding bersamaMu, tapi ternyata Ku salah karena bersamaMu ternyata lebih bahagia” ucap Bisma dengan membelai puncak kepala Dara lalu mencium hangat kening Dara. Dara begitu nyaman mendapat perlakuan Bisma yang begitu manis kali ini, berbeda dengan Bisma hari yang lalu seolah cuek setiap Dara mengeluh dengan retaknya hubungan mereka.
“Maaf untuk kemarin malam Aku datang terlambat ketaman karena papa masuk rumah sakit, Aku tau kamu pasti datang tapi karena dua jam menunggu kamu pasti memutuskan pulang” Dara menatap lekat wajah tampan Bisma. Apa yang difikiran Dara salah, Dara mengira Bisma tak mencintainya lagi hingga membuat Bisma enggan untuk bertemu dengannya malam itu. Dara yang merasa bersalah berhambur memeluk Bisma dengan berbaur dengan tangisan.
“Hiks maaf” sesal Dara dalam isaknya.
“Kamu tak usah minta maaf karena semua salahKu, salahKu mempermainkan kepercayaan yang kamu beri, salahKu melukai Mu. Kalau memang kamu tak mau bersama Ku lagi Aku tak apa, karena sudah terlalu dalam Aku melukai Mu” Bisma mulai menitihkan air mata mengingat betapa bodohnya Ia telah melukai gadisnya berulang kali. Dara melepaskan pelukan mereka, kembali menatap mata Bisma yang berair.
“Memang benar apa yang kamu bilang lebih baik kini kita sendiri-sendiri dulu. Aku mulai berfikir untuk belajar melupakan Mu, maaf bila ini memang keputuskanKu yang membuatMu terluka” ujar Dara. Bisma hanya diam karena memang ini semua salahnya yang telah melukai Dara berulang kali dan memang ini akhir dari semua, Dara sudah lelah menghadapi Bisma yang selalu mendua.
“Simpan cintaMu untukKu mungkin suatu saat Aku bisa kembali bersamaMu, tapi harus kamu tau kalau hingga detik ini cintaKu masih sama hanya untukMu” lanjutnya. Bisma semakin terlihat menjadi orang yang bodoh meski berulang kali Ia melukai Dara, tapi coba lihat Dara yang masih saja mencintainya. Dara meraih gitar kesayangannya, gitar yang Bisma beri saat ulang tahunnya ke 20, gadis ini memang mahir bermain gitar karena Bisma selalu mengajarinya ketika mereka bertemu.

Naega jun shinbaleul shingo geunyeowa gileul geotgo
Amureochi ankae geunyeowa kisshago
Naega jun hyangsu ppurigo geunyeoreul poomae ango
Nawa haetdeon geu yaksok ddo dashi hagaetjyo

Oorin imi neujeotnabwayo
Oori sarang kkeutnan geongayo
Amu malirado jom naegae haejweoyo
Oori jungmal sranghaetjana
Dwaedollilsoon eopneun geongayo

Oneul bam namani apayo

Byeonhaetni ni mamsokae
Eejae nan deo eesang eopneun geoni
Nan neol neol saenggak-hamyeon
Neomu apa apa apa

Amugeotdo aniran deut
Nae noonmul barabogo
Taeyeonhagae maleul ddo ee-eogago

Aniran mal mot-hagaetdago
Geu eoddeon miryeondo huhwaedo junhyeo eopdago
Janinhagae malhaetjyo

Oorin imi neujeun geongayo
Oori sarang kkeutnan geongayo
Geojitmalirado jom anirago haejweoyo
Eejaen deo jalhal su itneundae
Dashi mannal suneun eopjiman

Oneul bam namani apayo

Byeonhaetni ni mamsokae
Eejae nan deo eesang eopneun geoni
Nan neol neol saenggak-hamyeon
Neomu apa apa apa

Deo eesang yejeonae neega aniya

Naega saranghan neowa jigeunae niga
neomudo dallasseo

Geojeo munghani
Meoleojineun neol
barabogoman seo seo ooleosseo

No way, I can't recognize
You're not mine anymore

Byunhaeya haetni? Doraol soon eopni?
Kkok bunhaeya haetni? Dorawajul soon eopni?
Byunhaeya haetni? Doraol soon eopni?
Wae byunhaeya hani? Gyesok saranghal soon eopni?

Oh, kkeuchin geoni ni mamsokae
Eejae nan deo eesang eopneun geoni
Nan neol neol saenggak-hamyeon

Neomu apa apa apa
Apa apa

Apa apa


“Pada akhirnya Aku selalu terluka setiap malam menangisiMu, saatnya kini semua sakitKu sudah pada ujungnya dan menyerah” Dara tersenyum yang sejujurnya menyimpan luka, tapi Ia berusaha untuk tegar dihadapan Bisma. Luka itu yang membuat Dara menyerah dengan keadaan meski Bisma sudah menyadari kesalahannya dan mengakui kebodohannya tapi tak dapat membuat Dara merubah semua.

THE END.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar