Sabtu, 26 Oktober 2013

Kenangan Kita #Cerpen



Air mata tak selalu menunjukkan kesedihan, terkadang karena kita tertawa bahagia bersama sahabat terbaik kita.

...
Hari ini hari pertama aku memulai kegiatan belajar dengan teman-teman baru ku, kita bertemu tiga hari yang lalu tepat saat masa orientasi siswa atau yang biasa disingkat dengan MOS, pertemuan yang singkat dengan cepat mendekatkan antara kita bertujuh, kalian bisa memanggil ku dengan Lili cukup begitu saja perkenalan kita J.
“pagi cewek manja” sapa ku pada salah satu teman ku yang bernama Siska.
“perasaan gue ya loe juga manja kali, emm... bukan loe aja tapi Okta juga J” ucap teman ku yang bernama Siska.
“kok gue, tapi iya juga benar apa kata loe Sis J” ucap teman ku yang bernama Okta.
“dasar lemot” sindir teman ku yang bernama Laily.
“loe bilang gue lemot, perasaan gue sama loe lebih lemotan loe deh” ucap Okta yang tak terimah kalau dirinya dikatakan lemot oleh Laily.
“apa kata loe” ucap Laily.
“udah jangan ribut kenapa” ucap salah satu teman ku yang paling pendiam diantara kita panggil saja dia Thieya.
“benar apa kata Thieya pengap telinga gue dengerin kalian ribut melulu” ucap ku membenarkan perkataan Thieyah, tiba-tiba saja salah satu teman ku yang lainnya datang dengan suara cemprengnya yang dapat merusak gendang telinga ku beserta teman-teman yang sudah berada didalam kelas.
“hello pagi teman-teman ku yang cantik, tapi kecantikan kalian tak dapat menandingi ku” ucap suara cempreng salah satu teman ku yang baru saja datang dari arah pintu panggil saja dia Dewi.
“berisik” ucap ku beserta teman-teman secara bersamaan.
“santai kali kalau mau minta tanda tangan ngantri kenapa” ucap Dewi percaya diri bak seorang artis yang baru saja naik daun, daun sama orangnya saja besaran orangnya mustahil Dewi dapat naik daun J.
“terlalu waw ya ini anak” ucap Laily.
Aku dan teman-teman ku hanya dapat geleng-geleng kepala saja melihat tingkah Dewi yang menurut kita terlalu berlebihan, namun kelebihannya yang konyol itu dapat membuat kita tertawa, itu alasan kenapa aku bisa nyaman berteman dengan gadis bernama Dewi. Tak lama bel tanda masuk pun berbunyi namun salah satu dari teman ku belum datang, emm mungkin hari ini teman ku yang satu ini tak masuk sekolah.

AUTHOR POV
Bel sekolah tanda kegiatan belajar mengajar telah berbunyi tapi lihatlah darah cantik ini masih berlari dikoridor sekolahnya, matanya membola saat telah sampai didepan kelas ternyata guru yang mengajarnya pada jam pertama sudah berada didalam kelas. Sebuah kode temannya berikan agar darah cantik ini masuk kedalam kelas dengan berjalan mengendap-ngendap, syukurlah akhirnya ia masuk tanpa sepengetahuan guru yang mengajarnya, namun saat ia akan menempati tempat duduk nya “siapa yang izini kamu duduk” ucap guru laki-laki yang mengajar panggil saja pak Miko.
“maaf pak” sesal gadis cantik ini.
“kali ini kamu saya maafkan, nama kamu Icha bukan” ucap pak Miko.
“emm iya pak saya Icha” ucap gadis cantik ini yang ternyata bernama Icha.
“saya peringatkan sama kalian semua jangan ada lagi ada yang telat, saya wali kelas kalian kalau ada masalah apa pun silahkan kalian datang menghampiri saya” ucap pak Miko.
“iya pak” seru semua siswa-siswa.
Kegiatan belajar pun kembali berjalan, sepertinya Lili sangat menikmati kegiatan belajar pagi ini karena Matematika adalah pelajaran kesukaannya, kali ini bukan hanya pelajarannya saja yang Ia suka, namun ketampanan sang pengajar berhasil membuatnya semakin semangat.
“pak Miko itu udah pintar Matematika tampan tegas dan sepertinya orangnya baik” bisik Lili pada Siska.
“iya emang orangnya tampan tapi pelajarannya nyebelin” bisik Siska.
“gak asik kamu” ucap Lili lirih.
Semua siswa-siswa terlihat begitu serius mendengar kan penjelasan dari guru matematika mereka, hingga tak terasa waktu istirrahat pun datang, mendengar bel berbunyi pak Miko segera meninggalkan ruang kelas, semua siswa pun berhamburan keluar tak terkecuali ketujuh darah cantik ini.

...
Kantin sekolah terlihat begitu ramai dengan semua siswa-siswi yang terlihat seperti orang kelaparan, ketujuh darah cantik ini pun bingung mencari tempat duduk, mata Lili melihat tempat duduk yang berada diujung kantin terlihat kosong.
“kita duduk disana aja tempat nya kosong” ucap Lili menunjuk tempat duduk yang kosong.
“kalian berlima kesana biar gue sama Laily yang pesenin makanan” ucap Okta.
Kelima darah cantik yang ditunjuk oleh Okta menganggukan kepala mereka. Sesuai dengan perkataan Okta, dirinya dan Laily yang memesankan makanan, sedangkan lima darah cantik lainnya menuju tempat yang Lili tunjuk.
Saat kelima gadis itu ingin duduk, tiba-tiba saja datang tujuh pria tampan yang terlihat tak suka lima darah cantik ini menempati tempat itu.
“hey anak baru apa kalian gak tau kalau ini tempat gue” ucap salah satu pria yang bernama Bisma.
“udahlah Bis biarin kalau mereka mau duduk disini kita kan bisa gabung” ucap Rafael.
“kita bolehkan duduk disini” ucap Rangga.
“boleh kok lagian ini kan tempat umum” ucap Thieya.
Mereka pun saling berkenalan antara yang satu dengan yang lain, ternyata ketujuh pria tersebut berbeda-beda kelas Rafael, Rangga, Morgan, dan Bisma adalah siswa kelas 12 sedangkan Reza dan Dicky siswa kelas 11 satu lagi Ilham pria ini masih kelas 10 sama dengan Lili dan kawan-kawan.
Dengan mudah ketujuh pria dan wanita ini dengan cepat saling mengenal, Bisma yang awalnya terlihat tak suka dengan wanita-wanita ini mulai menaruh hati pada salah satu gadis itu, bukan hanya Bisma namun teman Bisma yang lainnya pun seperti itu.
Bel tanda masuk pun berbunyi semua siswa dan siswi kembali kekelas mereka masing-masing tak terkecuali Rafael CS dan Lili CS, sebelum berpisah mereka masih menyempat diri untuk saling tukar menukar nomer HandPhone.

...
Gadis cantik ini tengah membuka-buka buku nya, halaman demi halaman ia baca dan ia pahami, mungkin kalau hanya membaca dan memahami tak mudah untuk bisa, tangannya mulai bekerja menggoreskan penanya diatas buku, angka demi angka ia goreskan diatas buku tebal miliknya, yah saat ini ia tengah belajar Matematika. Kegiatannya terusik saat HandPhone miliknya berdering, satu pesan pendek ia dapatkan dari orang yang yang tak ia kenal.

From +6287753373305
Malam J.

“gak jelas banget ini orang ganggu orang belajar aja” ucap Lili,
Gadis ini sama tak menghiraukan atau mencari tau siapa yang mengirim pesan pendek itu, ia kembali lagi dengan kegiatannya mengoreskan penanya diatas buku tebalnya, namun lagi-lagi kegiatannya terusik saat HandPhone nya kembali berdering.

From +6287753373305
Kenapa gak dibalas uhh jahat yah. Emm.... aku Rafael udah lupa sama kakak kelas kamu yang charming ini ya (?). sedih banget kalau kamu lupa sama aku L.

“hah jadi ini Rafael, huah nyesel gue kenapa gak gue bales dari tadi” ucap Lili menyesal saat ia tau siapa yang megirim pesan pendek tersebut, tak mau menunggu lama jari-jari nya bekerja diatas keypad HandPhone miliknya.

To Rafael Tan.
Maaf ya kakak tadi aku belajar jadi gak tau ada pesan dari kakak. Tenang kak adek kelas mu ini gak lupa sama kakak yang charming kok (✿◠‿◠).
                                              
SEND

Tak perlu menunggu lama sebuah pesan balasan gadis cantik ini dapat kan dari Rafael.

From Rafael Tan.
Maaf aku ganggu kamu silahkan lanjut kan belajarnya cantik :*.

“apa Rafael bilang gue cantik tuhan ini gak mimpikan” ucap Lili tak percaya setelah menerimah pesan dari Rafael, senyum pun tak pernah luntur dari bibirnya otaknya pun selalu mengingat pesan dari rafael.

...
Sang raja siang telah menampakkan diri. Gadis cantik ini sudah duduk manis ditempatnya menuntut ilmu, dalam kelas ia hanya sendiri tanpa ada satu orang pun, tangannya sibuk membolak balik halaman buku demi halaman, kegiatannya terusik saat tiba-tiba saja seorang pria datang dan duduk disampingnya.
“kak Bisma bikin aku jantungan tau gak sih” ucap darah cantik ini yang ternyata Thieya.
“maaf ya cantik kalau aku buat jantungan, tapi harus satu yang kamu tau kalau hati aku selalu ingin lompat saat dekat dengan kamu” ucap Bisma.
“pagi-pagi gak usah gombal deh kak” ucap Thieya malu-malu.
“gak gombal tau itu seriusan dari hati kakak” ucap Bisma.
Lihat seorang gadis yang berdiri tepat didepan kelas, kakinya seolah tak dapat bergerak saat mendengar percakapan antara Bisma dan Thieya, air matanya mengalir begitu saja, dadanya terasa sesak saat melihat dan mendengar semua kenyataan ini, apa mungkin gadis cantik ini cemburu melihat kedekatan Bisma bersama dengan Thieya. Tiba-tiba ada seorang pria berbehel datang menghampiri nya.
“loe kenapa Wi pagi-pagi gini udah nangis” ucap pria tersebut yang ternyata adalah Dicky.
“hiks aku gak apa-apa kok kak hiks hiks kakak mau gak ajak aku pergi dari sini” ucap Dewi dengan isak tangisnya. Sesuai dengan permintaan Dewi pria berbehel ini mengajaknya pergi dari depan kelas gadis cantik ini, ternyata Dicky mengajak Dewi ketaman yang letaknya berada dibelakang sekolah.
“kamu kenapa kok bisa nangis (?)” ucap Dicky saat mereka berdua sudah duduk disalah satu kursi yang terletak ditaman ini.
“aku gak apa-apa kok kak L” ucap Dewi.
“kalau kamu nangis makin jelek, jadi jangan nangis lagi ya” ucap Dicky meledek Dewi.
“apaan coba aku dalam keadaan apa pun itu tetap cantik” ucap Dewi yang mulai rasa percaya dirinya terlalu tinggi itu kambuh.
“nah gitu kan makin cantik kalau senyum” ucap Dicky. Perkataan Dicky berhasil membuat pipi Dewi bersemu merah gadis ini dibuat malu dengan perkataan yang terlontar dari mulut Dicky.
“udah gak usah malu-malu juga kali kalau dibilang cantik sama cowok sekeren aku” ucap Dicky yang kembali meledek Dewi dan tak lupa Dicky ikut membanggakan dirinya yang menurutnya itu keren.
“udah kakak itu terlalu percaya diri mending sekarang kita kembali kekelas” ucap Dewi mengalihkan pembicaraan diantara mereka. Tanpa Dewi duga tangan Dicky kini meraih tangannya, selama perjalanan menuju kelas Dewi tangan Dicky tak pernah lepas dari tangan gadis cantik ini, Dewi sama sekali tak melakukan penolakan dengan sikap Dicky, ia hanya mengikuti apa yang dilakukan Dicky.
Sorak para teman Dewi pun pecah saat Dewi dan Dicky sampai didepan kelas, dengan terpaksa Dicky segera melepas genggeman tangan mereka, tak mau lama-lama mendengar ledekan dari teman-teman Dewi pria berbehel ini segera berjalan pergi.
“ciyee pagi-pagi udah abis mojok” ucap Icha.
“pantesan dari tadi gue cari tapi gak ketemu-ketemu gue kira loe telat” ucap Siska.
“apaan coba kalian gak usah lebay” ucap Dewi.
“iya benar apa kata Dewi biasa aja kayak kalian gak abis ketemu sama kakak kelas” ucap Thieya membenarkan apa kata Dewi.
“loe juga gak usah sok benarin apa kata gue padahal loe sendiri juga gitu” ucap Dewi.
Semuanya hanya dapat mengangkat bahu melihat sikap Dewi yang menurut mereka berubah pagi ini, saat jam istirahat pun Dewi lebih memilih sendiri ke kantin dibanding harus bersama sahabat-sahabatnya, keenam gadis cantik ini dibuat bingung dengan sikap Dewi. Mungkin Dicky tau dengan masalah yang terjadi, karena sepengetahuan mereka pagi tadi Dewi bersama Dicky.
“kakak tau apa yang membuat Dewi berubah” ucap Okta.
“kok kalian tanya kakak bukannya kalian sahabatnya” ucap Dicky bingung.
“emm mungkin kakak tau kan tadi pagi Dewi sama kakak terus waktu dikelas tadi pagi dia berubah jadi cuek sama kita, apalagi sama aku dia kayaknya marah banget sama aku” ucap Thieya lirih.
“tadi pagi Dewi nangis didepan kelas kalian .....” ucap Dicky terpotong.
“nangis apa mungkin karena aku sama kak Bisma” ucap Thieya.
“apa Dewi suka sama kak Bisma (?)” ucap Icha.
“mungkin begitu kakak juga gak tau, karena dia gak cerita apa-apa sama kakak” ucap Dicky.
Keenam gadis cantik ini pun mencari keberadaan dimana Dewi teman mereka saat ini, sudah berkali-kali mereka mengitari sudut sekolah akhirnya mereka menemukan Dewi berada ditaman belakang sekolah sendirian.
“Dewi kenapa kamu disini sendiri lagi” ucap Laily.
“kenapa kalian kesini” ucap Dewi dingin.
“Wi gue tau gue yang udah buat salah sama loe, tapi sumpah gue gak tau kalau loe suka sama kak Bisma” ucap Thieya.
“udah lah gak usah bahas itu gue males” ucap Dewi sinis.
“udah kenapa jangan gara-gara cowok persahabatan kita bertujuh jadi berantakan guys” ucap Lili.
“cowok didunia ini gak hanya satu, masih banyak lagian ada cowok lain yang sayang sama kamu Wi” ucap Dicky yang baru saja datang.
“itu benar apa kata kak Dicky sekarang kamu baikan ya Wi sama Thieya” ucap Icha.
Dewi hanya dapat diam meresapi semua perkataan yang para sahabatnya ucapkan, entahlah mungkin perkataan para sahabatnya memang benar Dewi segera berhambur memeluk Thieya.
“maafin aku yang egois” ucap Dewi menyesal.
“kamu gak egois kok Wi, lagian kamu gak salah perasaan orang siapa juga yang tau” ucap Thieya sembari melepas pelukan mereka.
“gini kan pada kompak gak usah ribut-ribut” ucap Morgan yang baru saja datang bersama temannya yang lain.
“sekarang cocok nih pasang-pasangan gue sama Okta, Reza sama Icha, Bisma sama Thieya, Ilham sama Laily, Morgan sama Siska, Rafael sama Lili, dan loe Dikdok sama Dewi” ucap Rangga memasangkan para gadis dengan para temannya.
“setuju” ucap keenam pria secara bersamaan.
“emang kita setuju” ucap semua gadis secara bersamaan.
Ketujuh pria ini hanya dapat menggaruk kepala mereka yang sama sekali tak gatal, para gadis hanya dapat menahan tawa melihat ekspresi para pria yang tengah menahan malu.

...
Tiga tahun sudah mereka mengukir kengan indah bersama dimasa putih abu-abu banyak kenangan yang tak mungkin dapat mereka lupakan, kini waktunya mereka harus berpisah, menyedikan sekali karena mereka tak dapat lagi bersama-sama.
“pasti kangen sama keunikan kalian” ucap Siska.
“kangen juga sama sifat kalian yang manja” ucap Icha.
“kangen kebawelan kalian” ucap Okta.
“kangen sifat percaya diri kalian yang berlebihan” ucap Thieya.
“nyindir gue ya loe, kalau gue pasti kangen wajah kalian yang jelek” ucap Dewi.
“gue pasti kangen sapaan kalian tiap pagi” ucap Laily.
“gue pasti kangen kebersamaan kita setiap hari” ucap Lili.
Mereka semua berhabur berpelukan bersama meluapkan kesedihan mereka yang akan berpisah, sungguh sangat berat untuk mereka berpisah tak kan ada lagi kebersamaan yang tecipta setiap harinya, memang tak semua dari mereka berpisah karena masih ada yang satu universitas #amin.
“udah jangan pada sedih lagian waktu liburan kaliankan bisa ketemu” ucap Rafael.
“enak banget kamu bilang seperti itu” ucap Lili.
“ya enak lah sayang mau gimana lagi coba lagian kalian kan harus meraih impian kalian masing-masing dan satu yang terpenting jangan putuskan hubungan kalian” ucap Rafael.
“setuju” sorak semua nya.
Mereka pun larut dalam pelukan dengan pasangan masing-masing, meskipun mereka harus berpisah demi masa depan namun mereka tetap bersahabat, gadis-gadis cantik ini pun tetap menjalin hubungan dengan pasangan masing-masing.


END / TAMAT.

Waktu dan tempat tak akan mampu memisahkan kita teman-teman, kenangan selama tiga tahun tak mungkin dapat begitu saja hilang dalam otak dan hati kita, perpisah memang akan terjadi tapi jangan pernah kita saling melupakan (˘ з˘)( ˘ε ˘)üαcĥ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar