Tittle : “SahabatKu KekasihKu”
Author :
Lilik Mahmudah
Main Cast :
·
Pramudina Afra Narundana
as Dina.
·
Bisma Karisma as
Bisma.
·
Rafael Landry
Tanubrata as Rafael.
...
Tiga tahun lamanya
mereka dipersatukan dalam suatu ruangan yang sama, awal perkenalan mereka
memang tak dapat dibilang bagus, masalah kecil yang seharusnya dapat diselesaikan
dengan baik-baik terasa sulit untuk terselesaikan, wajar mereka merupakan
sebagian remaja yang sulit untuk dikendalikan.
Suka
duka mereka lalui bersama, perpisahan akan terjadi setelah tiga tahun lamanya
mereka berjuang bersama menggapai masa depan, tiga tahun banyak kisah yang
terukir pada masa-masa kebersamaan.
Dara
cantik bernama Pramudina Afra Narundana atau yang kerap disapa Dina ini, Duduk
termenung dalam kesunyian kelas XII-IPS 2, renung hatinya mengingat kembali
pertama kali Ia bertemu dengan sahabatnya, Bisma Karisma.
“Aku
mengenal Mu tiga tahun lalu, tiga tahun pula Aku menyimpan rasa ini untuk Mu.
Aku tau kalau diri Mu hanya menganggap Ku sebagai sahabat Mu saja tak lebih”
gumannya. Seorang pria menghampiri Dina, sontak membuat gadis cantik ini
tersadar dari lamunannya.
“Pagi-pagi
sudah melamun” ucap Bisma dengan menempatkan dirinya disamping Dina. Sebuah
senyum simpul yang terlihat manis terpancar dari bibir tipis Dina, ada sedikit
rasa takut dalam hatinya, takut kalau Bisma mendengar guman kecilnya.
“Sudah
lama kamu datang (?), apa kamu mendengar ......” entah apa yang membuat gadis
cantik ini tak melanjutkan ucapannya. “Tak apa lupakan saja” lanjutnya dengan
sedikit tersenyum, pandangannya lurus kedepan tak lagi menatap mata hazel pria disamping,
setiap berada didekat Bisma hatinya tak dapat berdetak dengan normal.
“Aneh”
guman kecil Bisma.
...
Tiada hari untuk Bisma
dan Dina berjauhan, dari pagi hingga matahari mulai tenggelam dua insan manusia
ini selalu bersama. Rasa itu semakin menjadi-jadi dalam diri Dina, usaha Dina selama
ini untuk melupakan Bisma sia-sia saja.
Gadis ini terlihat
berbeda dengan hari biasa, keceriannya seolah hilang ditelan gelapnya awan
diatas sana. Tinggal menghitung hari saja Ia akan berpisah dengan pria yang telah
mengusai hatinya, namun hingga saat ini Ia tak mampu untuk memiliki Bisma
seutuhnya.
“Bila memang dia
jodohKu Tuhan dekatkan Ku dengannya, bila memang dia bukan jodohKu buang rasa
cinta Ku untuknya” ucap Dina dengan menenggelamkan kepalanya disela-sela
himpitan lututnya.
“Kalau kamu mencintai Bisma,
kejar dia. Diam tak akan membuatnya datang pada Mu” ucap Rafael yang tak lain
kakak kandung dari Dina, pria bermata sipit ini begitu tau bagaimana perasaan
sang adik pada sosok Bisma.
“Aku takut kalau
perasaan Ku ini ternyata bertepuk sebelah tangan” ucap Dina menatap lekat wajah
tampan kakak tercintanya. Rafael mendekap tubuh rapuh adiknya, menenggelamkan
wajah Dina dalam pelukannya.
“Adik Ku bukan seorang
gadis yang dengan mudah berputus asa” ucap Rafael. Sedikit semangat Dina
dapatkan dari kakaknya, semangat ini lah yang mampu menguatkan Dina akan cinta
yang rumit.
...
Terlihat anggun dan
cantik Dina pagi ini, sebuah kebaya berwarna putih melekat dengan indah pada
tubuh munggilnya, rambut panjangnya yang terurai menambah kecantikkan dara
remaja ini. Rasa bahagia terpancar dengan jelas diraut wajah cantiknya, hari
ini Ia akan resmi terlepas dari jenjang Sekolah Menengah Akhir. Rasa sedih itu
pun ada, hari ini hari terakhir Ia berkumpul dengan teman-teman dan guru
tercinta, hari ini pula Ia akan berpisah dengan sosok pria yang Ia cintai.
“Tak
terasa hari ini kita sudah resmi terlepas dari status siswa dan siswi” ucap
Bisma saat acara telah usai.
“Hari
ini pula kita akan berpisah” ucap Dina dengan menundukkan kepala, tanpa Ia
sadari air mata tiba-tiba saja mengalir dari mata indahnya. Bisma menatap piluh
gadis cantik yang terduduk disampingnya, Ia mendekatkan tubuhnya pada tubuh
munggil sahabatnya, terasa hangat dekapan Bisma membuat Dina merasakan sebuah
kenyamanan.
“Jarak
akan memisahkan kita akan tetapi hati Ku ini seutuhnya untuk Mu, Aku akan
menjaga rasa ini untuk Mu, hanya untuk Mu” ucap Bisma. Dina terkejut mendengar
penuturan Bisma, Ia menjauhkan tubuh mungilnya dari tubuh Bisma, alis matanya
terangkat sebelah tersirat sebuah pertanyaan untuk Bisma.
“Aku
tau kalau selama ini kamu mencintai Ku, kamu pun harus tau kalau selama ini
pula Aku mencintai Mu. Tak perlu Ku menyatakan cinta karena kamu memang hanya
untuk Ku, selama ini Aku menganggap Mu sebagai sahabat dan kekasih Ku” ucap
Bisma. Dina berhambur memeluk tubuh cungkring Bisma, pelukan ini begitu erat
seolah mereka tak ingin berpisah.
“Demi
masa depan kita harus merelakan kebahagiaan kita untuk saat ini, dimasa yang
akan datang kita akan mendapat kebahagiaan yang lebih. Meski kita tak selalu
bersama tapi kamu harus tetap berjalan kedepan menggapai cita Mu” ucap Bisma.
“Kamu
sahabat dan kekasih terbaik Ku. Gapai cita-cita Mu, Aku disini akan selalu
menunggu Mu hingga kau datang membawa banyak prestasi yang kau torehkan” ucap
Dina.
“Tiga
tahun kita disini bersama menoreh cerita, hari ini kita berakhir bertemu disini
untuk menggapai masa depan yang gemilang. Jarak Bandung-Singapura memang tak
dekat, namun yakinlah kalau hati kita akan selalu dekat” ucap Bisma dengan
senyum termanisnya. Dina memeluk erat tubuh sahabat sekaligus kekasihnya, Ia
seolah enggan untuk berpisah dengan Bisma. Demi masa depan yang lebih baik,
mereka dengan berat hati memang harus berpisah.
...
Semua berjalan begitu cepat,
tak terasa empat tahun lamanya mereka berpisah. Dina menunggu kedatangan Bisma
disebuah tempat yang dulu sering mereka kunjungi bersama, matanya tak berpaling
dari sebuah benda yang melingkar pada pergelangan tangannya, membuatnya tak
menyadari akan kedatangan seorang pria tampan yang Ia tunggu.
“Menyebalkan” umpatnya.
Sontak Dina menatap wajah tampan pria di sampingnya, tersadar kalau pria ini
Bisma, gadis cantik ini mendekap erat tubuh kekasihnya, meluapkan rasa rindu
yang Ia pendam selama empat tahun lamanya.
“Aku merindukan Mu”
ucap Dina disela-sela pelukannya. Bisma tersenyum mendengar penuturan dari
gadisnya, Ia pun membalas pelukan hangat Dina.
“Empat tahun kita
berpisah tak sia-sia bukan, kini kamu dan Aku sudah menjadi orang yang berguna
bagi orang lain” bisik Bisma ditelinga kanan Dina.
“Kamu selalu berguna untuk
Ku” ucap Dina.
“Belum mukhrim dilarang
berpelukan” sontak Dina melepaskan pelukannya mendengar suara seorang pria yang
tak asing ditelinganya, pemilik suara ini tak lain Rafael kakak dari Dina. Dina
tersipu malu terdapat ketahuan oleh sang kakak saat dirinya dan Bisma
berpelukan.
“Merusak suasana saja
kau kakak ipar” ucap Bisma dengan menatap sinis wajah pria bermata sipit
dihadapannya.
“Benar bukan apa kata
Ku” ucap Rafael yang tak mau kalah dengan Bisma.
“sahabat Ku ternyata
Kekasih Ku” guman kecil Dina saat melangkah pergi meninggalkan kakak beserta
sang kekasih yang tengah berdebat, perdebatan yang hanya meributkan sebuah
masalah kecil membuat Dina jenuh. Tak lama Bisma dan Rafael mengikutinya, masih
terdengar suara keributan kecil antara dua pria yang begitu berarti untuk Dina.
“Cukup” sentak Dina
membuat dua pria ini berhenti bersuara, Dina terkekeh geli melihat wajah lucu
kekasih dan kakaknya. Lengan kanan Dina melingkar pada lengan Kiri Bisma,
sedang lengan kiri Dina melingkar pada lengan kanan Rafael, mereka bertiga
berjalan beriringan dengan canda tawa yang mengiringi langkah mereka.
TAMAT
/ END.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar