Minggu, 18 Agustus 2013

SahabatKu KekasihKu


Tittle              :   “SahabatKu KekasihKu”
Author            :  Lilik Mahmudah
Main Cast      :
·         Pramudina Afra Narundana as Dina.
·         Bisma Karisma as Bisma.
·         Rafael Landry Tanubrata as Rafael.

...
Tiga tahun lamanya mereka dipersatukan dalam suatu ruangan yang sama, awal perkenalan mereka memang tak dapat dibilang bagus, masalah kecil yang seharusnya dapat diselesaikan dengan baik-baik terasa sulit untuk terselesaikan, wajar mereka merupakan sebagian remaja yang sulit untuk dikendalikan.
            Suka duka mereka lalui bersama, perpisahan akan terjadi setelah tiga tahun lamanya mereka berjuang bersama menggapai masa depan, tiga tahun banyak kisah yang terukir pada masa-masa kebersamaan.
            Dara cantik bernama Pramudina Afra Narundana atau yang kerap disapa Dina ini, Duduk termenung dalam kesunyian kelas XII-IPS 2, renung hatinya mengingat kembali pertama kali Ia bertemu dengan sahabatnya, Bisma Karisma.
            “Aku mengenal Mu tiga tahun lalu, tiga tahun pula Aku menyimpan rasa ini untuk Mu. Aku tau kalau diri Mu hanya menganggap Ku sebagai sahabat Mu saja tak lebih” gumannya. Seorang pria menghampiri Dina, sontak membuat gadis cantik ini tersadar dari lamunannya.
            “Pagi-pagi sudah melamun” ucap Bisma dengan menempatkan dirinya disamping Dina. Sebuah senyum simpul yang terlihat manis terpancar dari bibir tipis Dina, ada sedikit rasa takut dalam hatinya, takut kalau Bisma mendengar guman kecilnya.
            “Sudah lama kamu datang (?), apa kamu mendengar ......” entah apa yang membuat gadis cantik ini tak melanjutkan ucapannya. “Tak apa lupakan saja” lanjutnya dengan sedikit tersenyum, pandangannya lurus kedepan tak lagi menatap mata hazel pria disamping, setiap berada didekat Bisma hatinya tak dapat berdetak dengan normal.
            “Aneh” guman kecil Bisma.

...
Tiada hari untuk Bisma dan Dina berjauhan, dari pagi hingga matahari mulai tenggelam dua insan manusia ini selalu bersama. Rasa itu semakin menjadi-jadi dalam diri Dina, usaha Dina selama ini untuk melupakan Bisma sia-sia saja.
Gadis ini terlihat berbeda dengan hari biasa, keceriannya seolah hilang ditelan gelapnya awan diatas sana. Tinggal menghitung hari saja Ia akan berpisah dengan pria yang telah mengusai hatinya, namun hingga saat ini Ia tak mampu untuk memiliki Bisma seutuhnya.
“Bila memang dia jodohKu Tuhan dekatkan Ku dengannya, bila memang dia bukan jodohKu buang rasa cinta Ku untuknya” ucap Dina dengan menenggelamkan kepalanya disela-sela himpitan lututnya.
“Kalau kamu mencintai Bisma, kejar dia. Diam tak akan membuatnya datang pada Mu” ucap Rafael yang tak lain kakak kandung dari Dina, pria bermata sipit ini begitu tau bagaimana perasaan sang adik pada sosok Bisma.
“Aku takut kalau perasaan Ku ini ternyata bertepuk sebelah tangan” ucap Dina menatap lekat wajah tampan kakak tercintanya. Rafael mendekap tubuh rapuh adiknya, menenggelamkan wajah Dina dalam pelukannya.
“Adik Ku bukan seorang gadis yang dengan mudah berputus asa” ucap Rafael. Sedikit semangat Dina dapatkan dari kakaknya, semangat ini lah yang mampu menguatkan Dina akan cinta yang rumit.

...
Terlihat anggun dan cantik Dina pagi ini, sebuah kebaya berwarna putih melekat dengan indah pada tubuh munggilnya, rambut panjangnya yang terurai menambah kecantikkan dara remaja ini. Rasa bahagia terpancar dengan jelas diraut wajah cantiknya, hari ini Ia akan resmi terlepas dari jenjang Sekolah Menengah Akhir. Rasa sedih itu pun ada, hari ini hari terakhir Ia berkumpul dengan teman-teman dan guru tercinta, hari ini pula Ia akan berpisah dengan sosok pria yang Ia cintai.
            “Tak terasa hari ini kita sudah resmi terlepas dari status siswa dan siswi” ucap Bisma saat acara telah usai.
            “Hari ini pula kita akan berpisah” ucap Dina dengan menundukkan kepala, tanpa Ia sadari air mata tiba-tiba saja mengalir dari mata indahnya. Bisma menatap piluh gadis cantik yang terduduk disampingnya, Ia mendekatkan tubuhnya pada tubuh munggil sahabatnya, terasa hangat dekapan Bisma membuat Dina merasakan sebuah kenyamanan.
            “Jarak akan memisahkan kita akan tetapi hati Ku ini seutuhnya untuk Mu, Aku akan menjaga rasa ini untuk Mu, hanya untuk Mu” ucap Bisma. Dina terkejut mendengar penuturan Bisma, Ia menjauhkan tubuh mungilnya dari tubuh Bisma, alis matanya terangkat sebelah tersirat sebuah pertanyaan untuk Bisma.
            “Aku tau kalau selama ini kamu mencintai Ku, kamu pun harus tau kalau selama ini pula Aku mencintai Mu. Tak perlu Ku menyatakan cinta karena kamu memang hanya untuk Ku, selama ini Aku menganggap Mu sebagai sahabat dan kekasih Ku” ucap Bisma. Dina berhambur memeluk tubuh cungkring Bisma, pelukan ini begitu erat seolah mereka tak ingin berpisah.
            “Demi masa depan kita harus merelakan kebahagiaan kita untuk saat ini, dimasa yang akan datang kita akan mendapat kebahagiaan yang lebih. Meski kita tak selalu bersama tapi kamu harus tetap berjalan kedepan menggapai cita Mu” ucap Bisma.
            “Kamu sahabat dan kekasih terbaik Ku. Gapai cita-cita Mu, Aku disini akan selalu menunggu Mu hingga kau datang membawa banyak prestasi yang kau torehkan” ucap Dina.
            “Tiga tahun kita disini bersama menoreh cerita, hari ini kita berakhir bertemu disini untuk menggapai masa depan yang gemilang. Jarak Bandung-Singapura memang tak dekat, namun yakinlah kalau hati kita akan selalu dekat” ucap Bisma dengan senyum termanisnya. Dina memeluk erat tubuh sahabat sekaligus kekasihnya, Ia seolah enggan untuk berpisah dengan Bisma. Demi masa depan yang lebih baik, mereka dengan berat hati memang harus berpisah.

...
Semua berjalan begitu cepat, tak terasa empat tahun lamanya mereka berpisah. Dina menunggu kedatangan Bisma disebuah tempat yang dulu sering mereka kunjungi bersama, matanya tak berpaling dari sebuah benda yang melingkar pada pergelangan tangannya, membuatnya tak menyadari akan kedatangan seorang pria tampan yang Ia tunggu.
“Menyebalkan” umpatnya. Sontak Dina menatap wajah tampan pria di sampingnya, tersadar kalau pria ini Bisma, gadis cantik ini mendekap erat tubuh kekasihnya, meluapkan rasa rindu yang Ia pendam selama empat tahun lamanya.
“Aku merindukan Mu” ucap Dina disela-sela pelukannya. Bisma tersenyum mendengar penuturan dari gadisnya, Ia pun membalas pelukan hangat Dina.
“Empat tahun kita berpisah tak sia-sia bukan, kini kamu dan Aku sudah menjadi orang yang berguna bagi orang lain” bisik Bisma ditelinga kanan Dina.
“Kamu selalu berguna untuk Ku” ucap Dina.
“Belum mukhrim dilarang berpelukan” sontak Dina melepaskan pelukannya mendengar suara seorang pria yang tak asing ditelinganya, pemilik suara ini tak lain Rafael kakak dari Dina. Dina tersipu malu terdapat ketahuan oleh sang kakak saat dirinya dan Bisma berpelukan.
“Merusak suasana saja kau kakak ipar” ucap Bisma dengan menatap sinis wajah pria bermata sipit dihadapannya.
“Benar bukan apa kata Ku” ucap Rafael yang tak mau kalah dengan Bisma.
“sahabat Ku ternyata Kekasih Ku” guman kecil Dina saat melangkah pergi meninggalkan kakak beserta sang kekasih yang tengah berdebat, perdebatan yang hanya meributkan sebuah masalah kecil membuat Dina jenuh. Tak lama Bisma dan Rafael mengikutinya, masih terdengar suara keributan kecil antara dua pria yang begitu berarti untuk Dina.
“Cukup” sentak Dina membuat dua pria ini berhenti bersuara, Dina terkekeh geli melihat wajah lucu kekasih dan kakaknya. Lengan kanan Dina melingkar pada lengan Kiri Bisma, sedang lengan kiri Dina melingkar pada lengan kanan Rafael, mereka bertiga berjalan beriringan dengan canda tawa yang mengiringi langkah mereka.


TAMAT / END.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar